Sunday, May 23, 2021

SANDI UNO RESMIKAN PELUNCURAN NODE BIO SNEAKERS DI KADIN

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Dewan Serat Indonesia (DSI) melakukan terobosan baru bidang industri kecil berbasis kreasi anak bangsa dengan bahan serat asli Indonesia atau lebih mudah diingat kawula muda era digital "Bio Sneakers" Masih disuasana Lebaran pada tanggal 18 Mei 2021 KADIN dan DSI meluncurkan sepatu dengan brand "Node" milik anak muda bernama David Triangkasa, ternyata berbasis Research & Development (R&D). Johnny Darmawan salah satu Wakil Ketua Umum KADIN dalam sambutan pengantar menuturkan "Bahan baku bio sneakers yang dikembangkan milenial berasal dari serat dan pohon alam lokal Indonesia dan didukung riset dan pengembangan Balitbang Pasca Panen Kementerian Pertanian RI, dan berpeluang menjadi pemain di pasar lokal maupun internasional dan bisa sustain terus berkelanjutan karena ramah lingkungan". Johnny menambahkan "bio sneakers rencananya akan disertakan dalam pameran fashion dunia di Paris,bahkan rencananya akan diperagakan dalam acara tersebut pada akhir tahun 2021. KADIN akan mendukung penuh langkah ini".
Menparekraf Sandi Uno sebagai pembicara kunci(keynote speaker)dan meresmikan peluncuran bio sneakers yang di prakarsai KADIN, sangat mengapresiasi dan berharap momentum seperti ini menjadi kebangkitan industri kreatif Indonesia yang saat pandemi covid-19 mengalami kelesuan, namun kuartal 2 tahun ini sudah mulai bangkit.
Menparekraf yang saat ini mengikuti jejak Presiden Jokowi menggunakan produk domestik mulai dari perawatan rambut hingga kaki, mengatakan "Ada 3 hal penting yang harus dan terus menerus diberdayakan oleh para pengusaha kita yaitu: Research & Development (R&D) untuk inovasi produk yang berkaitan akademisi, ekonomi ramah lingkungan dan serta mengikuti perubahan zaman. Contoh pemasaran berbasis digital/ e-commerce akan memperluas penetrasi pasarnya, bisa jadi omzet melonjak 300%, maka supply chain dipikirkan untuk ketersediaan produknya. Ini penting nya kolaborasi dengan Kementerian terkait seperti Kemendag karena yang dihilir perlu dikembangkan,dan kerjasama lembaga lain seperti dengan LPER dan Asosiasi lain",pungkasnya. Sebelum meninjau pameran produk-produk serat, menparekraf Sandi Uno menerima produk-produk "Jamu Nanotech Euca"series terobosan jamu bahan tanaman lokal, yang kegunaan mencegah Covid-19 dari Litbang Kementerian Pertanian RI. Francisca Sestri Sekjen LPER dan anggota Humas GP Jamu selaku mediator antara DSI dan Kemenparekraf merasa lega, pasalnya sambutan Menparekraf selama hampir satu jam memberikan motivasi berbisnis yang dinamis, dengan prinsip gercep (gerak cepat). Sestri berharap peluncuran produk ini diikuti oleh pemain UMKM lain seperti Jamu, Kosmetik, berbasis tanaman berkhasiat asli Indonesia akan membangkitkan peluang-peluang bisnis yang menjanjikan di negeri sendiri.
Dipenghujung acara Euis Saedah Ketua Umum DSI, Dirjen IKM 2014-2018 bersyukur bahwa Lembaganya mendapatkan dukungan dari KADIN, Kementerian Pertanian, Petindustrian, Parekraf dan Kemendag kedepan akan terus berkoordinasi dengan para pihak untuk secara rutin bersinergi. Dalam kesempatan ini ia sangat berterimakasih kepada Menteri Parekraf Sandiaga Uno yang telah meresmikan peluncuran Sepatu merek "Node bio sneakers" dengan rileks namun memberikan spirit kepada anak muda untuk terus berinovasi, berkreasi mengembangkan industri kreatif berbahan serat alami dan diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan secara berkelanjutan.
Acara ini selain off line terbatas di Menara Kadin juga digelar secara offline dan live Youtube yang dihadiri lintas pejabat Kementerian, Perguruan Tinggi dan juga pengarah GK Center Tantri Relatami sekaligus Dewan Pembina LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) yang memonitor dengan seksama.

Monday, May 17, 2021

LPER: PETANI BIBIT MAJALENGKA BUTUH PEMASARAN LANGSUNG

Majalengka merupakan daerah di provinsi Jawa Barat yang saat sekarang sudah memiliki bandara udara internasional Kertojati. Bukan hanya itu tanah pertanian yang subur dan memiliki view seperti wisata Puncak memang sangat indah dan sekaligus memberikan pesona bagi para pelancong yang sudah jenuh dengan udara pengab karena hiruk pikuk polusi kendaraan bermotor.
Ketua Umum LPER Haryo Tienmar mengajak beberapa pengurus untuk survei tanah pertanian dan bertemu para petani bibit tanaman pohon buah-buahan dan lain-lain sekaligus wisata pembandangan alam. Menurut Haryo kunjungan tersebut disamping mencari peluang dan membantu petani bidang pembibitan, pemasaran, sekaligus bisa mempromosikan keberbagai pihak melalui media sosial yang sekarang menjadi jendela komunikasi global. Ia berdialog dengan beberapa petani bibit buah-buahan yang sudah ada marketnya yaitu ke Kementerian Kehutanan Dan Lingkungan Hidup (KLHK) dan melalui saluran distribusi yang panjang.
Bakri Maulana Ketua Harian didampingi Andrew Tan yang ikut dalam rombongan LPER, tertarik untuk mengembangkan bidang Manajemen Pemasaran melihat kualitas tanaman bibit tersebut bisa dibudidayakan menjadi penghidupan petani yang lebih baik apabila distribusinya bisa langsung kepada usernya.
Untuk menindak lanjuti pendampingan bidang pemasaran maka Ketua Umum LPER dan beberapa pengurus akan mengupayakan cara memperpendek saluran distribusi tersebut dengan menemui Kelik Wirawan Staf Khusus KLHK. Dalam meeting disela-sela buka puasa pada April 2021 lalu, Haryo membicarakan syarat-syarat apa yang perlu disiapkan LPER untuk membantu pemasaran para petani bibit Majalengka, agar lebih sejahtera ekonominya.

Sunday, May 16, 2021

LPER BANYUWANGI SEDIAKAN PRODUK UMKM DALAM SEDUH KOPI DI ACARA MUDIK ONLINE

Lebaran tahun 2021 masih belum berubah seperti pada tahun 2020, permasalahan yang cukup pelik karena virus Covid-19 masih terus mengancam kesehatan manusia.Beberapa negara seperti Malaysia, Singapura dan negara-negara Eropa kembali menerapkan pembatasan keluar masuknya wisatawan kecuali ada urusan keluarga atau tugas tertentu. India adalah negara terpadat ke tiga didunia pada bulan April mengalami serangan fase kedua virus covid ini hingga mencelakai ribuan orang hingga meninggal dunia. Catatan Tribunnews.com pada 14 Mei 2021 angka kematian di India mencapai 12 ribu orang dalam 3 hari. Sementara total kasus yang tercatat 24 juta orang lebih,dipastikan jumlah orang meninggal akibat Covid-19 mencapai 262.317 sejak pandemi pertama kali melanda India tahun lalu.
Banyuwangi kota Kabupaten diujung timur Provinsi Jawa Timur yang terkenal dengan festival Gandrung Sewu yang sudah mendunia. Bahkan menurut catatan Jawa Pos di tahun 2015 festival ini digelar dibibir pantai Boom Banyuwangi dan diikui seribu lebih peserta festival. Pemda Banyuwangi sangat pro budaya yang turun temurun di tanah Blambangan ini antara lain Tari Gandrung Sewu disuguhkan pada acara kedinasan sebagai penyambut Selamat Datang kedatangan tamu resmi.
Namun apa daya setelah pandemi datang maka festival secara off line belum bisa diselenggarakan lagi. Kembali pada acara Mudik Lebaran juga mengalami hal yang sama, maka Pemda Banyuwangi mengadakan "MUDIK ONLINE" diselenggarakan pada Hari Minggu Tanggal 16 Mei 2021 secara online ditujukan kepada para Perantau Banyuwangi Se-dunia.
Halal Bihalal ini sebagai wujud kepedulian Banyuwangi kepada para perantau yang tidak bisa mudik karena pandemi Covid-19 belum mereda, supaya jangan seperti di India. Acara digelar di 5 tempat di Banyuwangi, diikuti oleh saluran langsung untuk ke manca negara melalui zoom meeting dan Live di Youtube seperti yang dituturkan Siska Purwanti Ketua LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) Cabang Banyuwangi.
Pada acara tersebut di Pendopo Kabupaten disediakan Pameran Produk-produk UMKM dan Seduh Kopi,yang diperuntukkan Protokol Pemda, Kadiskominfo dan Forkopimda. Masih menurut Siska Purwanti, selaku pengusaha makanan dari bahan cokelat ia bersama Asosiasi Kopi Banyuwangi diberikan kesempatan untuk menggelar produk-produknya dan bisa disaksikan para peserta zoom meeting seluruh dunia. Acara Mudik Online ini memberikan solusi kepada para Diaspora baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri yang kebetulan tidak bisa ke Banyuwangi karena mendukung program pemerintah agar di rumah saja, supaya tidak tertular, maupun menularkan virus Covid-19 yang memang belum mereda, ungkap Siska penuh syukur.

Saturday, May 15, 2021

LPER FLORES BERSAMA PAPPRI NAGEKEO BERBAGI DENGAN SESAMA DI NTT

Lama LPER Cabang Nagekeo Flores tak terdengar, mungkin ada 1 tahun lebih, seperti tenggelam ditelan bumi. Semua karena keadaan yang menghimpit usaha para milenial muda dibidang ekonomi kreatif melalui kopi dan kerajian untuk oleh-oleh saat para wisatawan datang. Bahkan setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia, maka berita tentang LPER Nagekeo sirna. Bencana banjir bandang yang terjadi pada awal bulan April 2021 membawa angin sampai dengan LPER Pusat, bahwa Flores mulai bangkit.
Sem Keo Ketua LPER Flores minta ijin untuk mengadakan malam amal dengan pentas musik yang menjadi icon Nagekeo, tentu hal ini membuat LPER Pusat bahagia dan terharu, pasalnya Sem Keo juga dipercaya menjadi pengurus PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia) tingkat Kabupaten DPC Nagekeo.
Menurut penuturannya "Bertepatan dengan momentum memeringati hari Musik Nasional tanggal 9 Maret 2021, wadah yang menaungi insan seni musik di Nagekeo telah tercipta yaitu PAPPRI DPC Kabupaten Nagekeo untuk periode 2020-2025. Diresmikan oleh DPD PAPPRI Provinsi NTT di Kantor Kepala Dinas Pariwisata Nagekeo. Tujuan wadah ini untuk memperjuangkan hak-hak dan kuwajiban Para Artis Penyanyi, Pencipta lagu insan Nagekeo agar dapat menghimpun potensi seluruh insan musik di kabupaten ini Untuk Indonesia bahkan dunia.
Harapan dari wadah ini juga untuk pertumbuhan ekonomi yaitu Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur melalui Musik yang bersinergi dengan Pemerintah Daerah"
Secara terpisah Sekjen LPER Dr. Francisca Sestri yang selalu mencari tahu tentang nasib LPER Nagekeo ini penasaran dan membuka Face book Wall Sem Keo dan mendapatkan informasi berharga melalui posting Sem Keo yang tidak lain adalah Ketua LPER Cabang Nagekeo Flores,NTT yang dibentuk 2 tahun yang lalu di Jakarta,yang menghilang beberapa tahun terakhir ini. Ia menggaris bawahi statemen Sem Keo "DPC PAPPRI DPC Nagekeo ini tidak sekedar menambah banyaknya organisasi yang ada di Kabupaten ini, tetapi untuk menambah lahirnya karya seni musik berkualitas dan original" Aksi nyata yang digelar tanggal 1 Mei 2021 lalu oleh PAPPRI Nagekeo adalah Pagelaran UMA-KUSTIC dengan menampilkan SEM KEO & MBAY AUGMENTED, sebagai wujud Persatuan Anak negeri dalam bentuk Aksi Donasi Peduli Lembata NTT di Angkringan Uma Lape, Lape Nagekeo.

Monday, May 10, 2021

LPER BICARA TENTANG PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL DI KONGRES KEBAYA NASIONAL

Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI)mendorong masyarakat Indonesia menggunakan busana kebaya, dengan demikian kebaya dapat dibawa dan di usulkan ke UNESCO untuk diakui sebagai busana Indonesia. Demikian kata pembuka Lana T Kuntjoro selaku Ketua Panitia Kongres Kebaya Nasional 2021. Kongres diselenggarakan secara daring pada tanggal 5-6 April 2021 dan diyakan oleh Rahmi Hidayati biasa dipenggil Mimie salah satu founder PBI, yang menggagasnya sejak 5 tahun yang lalu.
Keynote speaker Pixy, SE., M.Phil, ia mewakili Menteri Koperasi dan UKM yang mendadak Ratas dengan Presiden Jokowi,pada acara diskusi Kongres Kebaya Nasional yang bertema: "Mengembangkan Potensi Ekonomi Kebaya sebagai Pendukung Gerakan Budaya" Ia mengatakan "busana kebaya yang dikonotasikan kuno oleh kalangan anak muda, berpotensi memiliki peluang pasar untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Maka keberadaan para desainer muda, sangat dibutuhkan untuk merancang busana kebaya yang disesuaikan dengan gaya hidup milenial dimasa sekarang, hingga sampai pada tahap mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Harapan Pixy kebaya harus terus dibudayakan di dalam negeri secara terus menerus tidak berhenti pada even tertentu namun sampai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara" ungkapnya. Ia menambahkan, "bahwa Kementeriannya telah menyediakan pelatihan, pendampingan bagi pelaku usaha khususnya UMKM, memasarkan secara online ke marketplace contohnya, Tokopedia, Bli bli, Sophee, Buka Lapak dll" Kebaya juga dipakai oleh perempuan Singapura, Brunei dan Malaysia disebabkan mereka dan Indonesia serumpun Melayu,maka keadaan ini bisa menjadi pangsa pasar untuk dikembangkan.
Penyaji materi bidang ekonomi Dr. Francisca Sestri,SE.,MM. juga selaku Sekjen LPER (Lemabga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) dan Pembantu Ketua I bidang Kependidikan STIE & STMIK Insan Pembangunan, mengungkapkan era pandemi Covid-19 memberikan potret pertumbuhan ekonomi dunia kontraksi dan minus 15 % sd minus 19%, dan UMKM sangat terdampak, ditambah daya beli masyarakat anjlok di pertengahan 2020, mengakibatkan pengangguran bertambah 2,6 juta orang pada tahun 2020. Tekstil dan Pakaian Jadi yang pada tahun 2019 tumbuh lebih dari 7 % diharapkan memberikan peluang untuk bangkit kembali melalui pengembangan industri kebaya dan turunannya seperti kain,sarung, songket, alas kaki dan perhiasan.
Bagi pelaku UMKM yang terkendala modal kerja, dapat mengakses Fintech produk keuangan yang disetujui OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menjadi pembiayaan yang solutif tanpa agunan, kuncinya trust.
Kolaborasi antar pihak terkait, menjadi keharusan diantaranya, dengan pemerintah pusat, pemda, BUMN,Perbankan, dan asosiasi -asosiasi lainnya, guna mewujudkan kesepakatan antara Pemerintah terkait, Asosiasi,Pelaku Usaha,Desainer dan DPR-RI agar harapan Perempuan Berkebaya se Nusantara, pada saatnya terwujud dan diakui Pemerintah sebagai "Hari Berkebaya Nasional" seperti halnya Batik yang kita kenal. Maka dari itu peran media akan menjadi tulang punggung, alat ampuh dalam mengomunikasikan serta mempromosikan kebaya baik tingkat lokal, nasional dan global yang pada akhirnya akan berkontribusi mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Nara sumber Lenny Agustin designer muda dan fokus mengembangkan kebaya dengan pasarnya milenial. Oleh karenanya karya designnya tetap tumbuh disaat pandemi covid-19 melanda Indonesia. Contoh yang sudah sehari hari ada repead order untuk acara formal, pernikahan, wisuda dan lain-lain, secara ekonomi sangat menjanjikan. Ia sangat setuju dengan cinta produk Indonesia. Lenny juga menambahkan agar para perempuan Indonesia, minimal ada 1 kebaya dalam lemari pakaiannya,dengan penuh harap.
Sedangkan perancang busana Musa Widyatmojo, mengupas tentang fashion kebaya agak rumit dan tidak mudah, karena harus memenuhi kriteria tata krama dan sosial, peraturan- peraturan seperti adat Jawa sehingga fashion ini dapat diterapkan, dan kapan didobrak sehingga kebaya harus berevolusi menyesuiakan acara, tempat dan kondisinya. Ia mengatakan "Berkebaya seharusnya secara otomatis menjadi life style masyarakat, hingga tidak ditinggalkan kaum muda" Pemakaian kebaya ini tidak hanya pada momen khusus seperti hari Kartini, atau Hari ibu, kongres perempuan saja, namun harus sudah menjadi kebiasaan. Disini tugas bersama dan bukan hanya desiner untuk mempromosikan kebaya, para pelaku usaha diharapkan menciptakan demand dan suppy akan menyeimbangkan kebutuhan pasar tersebut, harapan kedepan kebaya mampu bertahan mengikuti perubahan zaman. Diskusi ini dipandu oleh Dewi Suspaningrum selaku moderator, dengan sigap ia menjelaskan pertanyaan- pertanyaan peserta kongres kepada para nara sember. Perlu digaris bawahi peserta kongres jumlahnya lebih dari 500 orang, baik dari dalam maupun luar negeri dan mereka mengenakan busana kebaya Indonesia.

Sunday, May 9, 2021

LPER Diundang Dalam Sosialisasi Peran Lembaga Pengelola Investasi (SWF) Mendorong Pembangunan Berkelanjutan

ISEI melakukan SOSIALISASI LEMBAGA PENGELOLA INVESTASI (SWF) DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pasca pelantikan pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) akhir tahun 2020, maka ISEI Jakarta dibawah kepemimpinan Inarno Jayadi,tertarik mengadakan Zoominar Seri I, mengenai peran LPI (Lembaga Pengelola Investasi) dalam mendorong Pembangunan berkelanjutan Indonesia. Acara diadakan secara daring diikuti lebih dari 300 anggota ISEI. Chatib Basri Menteri Keuangan 2013-2014 dan sekarang menjabat Komisaris Utama PT. Bank Mandiri,Tbk.selaku keynote speaker memberikan pengantar dan apresiasi kepada langkah pemerintah dalam pembentukan LPI, sebab disaat sulit akibat pandemi Covid-19 untuk menutup defisit APBN dengan FDI (Investasi modal asing) lebih tepat walupun tidak mudah, kalau tidak ya harus menambah hutang lagi. Indonesia sendiri sebagian besar industrinya menggunakan bahan baku dan barang modal dari impor, oleh sebab itu untuk mengimbangi maka perlu mendorong FDI dalam pembangunan jangka panjang. Anggota Dewas Indonesia Investment Authority (INA) Cyril Noerhadi dalam paparannya menjelaskan bahwa kebutuhan pembiayaan dan FDI perlu terobosan dalam mengundang investor asing, hal ini karena keterbatasan pemerintah dan BUMN untuk membiayai investasi dan mencari mitra terpercaya. Contoh : Sovereign Welth Fund ( SWF) yang dikelola oleh LPI yang didirikan pemerintah dan melalui UU agar memenuhi standar internasional yang dibutuhkan calon mitra investasi internasional, maka perannya sebagai pemberi informasi atau promosi agar FDI masuk ke Indonesia. Nara sumber lain mewakili KADIN Indonesia Shinta Kamndani mengatakan bahwa tantangan SWF bersifat paralel a. Political governance concern, Market distortion concern b. Accountability concern dan Investment management concern Oleh sebab itu harus ada strategi melalui Portofolio dan Konsekuensi baik mengenai long term ROI maupun Pertumbuhan Aset dan Likuiditas sesuai kinerja tiap sektor.
Sementara dalam diskusi ini Francisca Sestri salah satu anggota ISEI Jakarta dan Sekjen LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat)mengatakan "di Indonesia yang iklim politiknya belum kondosif maka opini selalu terbentuk bahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam hal ini melalui SWF tujuannya menarik FDI akan dikatakan menjual aset negara kepada asing, sedangkan bila dalam menutup defisit APBN menambah utang akan makin berat, ini harus dibenahi lebih intens". Ia setuju dengan Shinta dan Cyril bahwa polical will government harus lebih dipertegas dan disosialisasi kepada masyarakat luas, agar cita-cita SWF mendorong pembangunan berkelaanjutan terwujud.

LPER : PENGEMBANGAN KERAJINAN BAMBU KLATEN MELALUI MATCHING FUND PROGRAM PERGURUAN TINGGI

Hal yang tidak diperhitungkan sebelumnya, disaat Pandemi Covid-19 yaitu ajakan Insan Kampus FEB UNS Program Doktoral melalui LPER Klaten dalam rangka pengembangan kerajinan bambu di Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper,Kabupaten Klaten. Program itu bernama Maching Fund 2021 yang dimotori oleh FEB UNS melibatkan peneliti-peneliti Program Doktoral yaitu : Dr. Rum Handayani, M.Hum (Ketua Tim Peneliti) dan Anggota Tim Peneliti lainnya: Prof. Dr. Rahmawati, M.Si.,Ak. ( UNS) Prof.Dr. Kuncoro Diharjo, ST.,MT. (UNS) Dr.Francisca Sestri Goestjahjanti. SE., MM. (STIE INSAN PEMBANGUNAN Tangerang) Serta Tim peneliti dan mahasiswa lainnya, mengangkat tema Pengembangan Kerajinan Bambu Desa Jambu Kulon Klaten, yang sudah ekspor ke Eropa dan Asia dengan obyek penelitian pada Industri Kerajinan Bambu Abia Art, yang terdampak secara langsung karena penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, akibat pandemi Covid-19 sejak akhir tahun 2019. Banyak paguyuban kerajinan ini yang tersendat dan kembang kempis karena menurunnya penjualan. Abia Art salah satu industri kerajinan bambu yang sudah melakukan deferensiasi produk pajangan, furniture dan gazebo sangat membutuhkan uluran tangan dari Perguruan Tinggi bidang seni untuk inovasi produknya, agar segera bangkit dan tumbuh kembali, maka usaha ini siap menjadi obyek penelitian mewakili kerjian bambu di Jambukulon, Klaten, Jawa Tengah.
Maka UNS bersama Perguruan Tinggi lain membantu para UMKM Kerajinan Bambu Di Klaten dengan program matching fund yang didesain untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha sentra kerajinan bambu desa ini melalui pelatihan, implementasi pengelolaan keuangan dan manajemen bisnis berbasis website dengan sistem pemasaran digital(e-commerce).
Prof. Dr.Rahmawati, M.Si., Ak. selaku juru bicara mewakili Tim Peneliti saat melakukan riset di Klaten diterima oleh Subron Nurudin Ketua LPER Klaten. Menurut Rahmawati, ia mengatakan "program kerja ini membutuhkan waktu 8 bulan dan melibatkan 20 mahasiswa dalam proses penelitian dan pengembangan" Ia menambahkan bahwa dana matching fund akan diusahakan melalui beberapa pihak, bisa Pemda, Lembaga Swasta dan lain-lain. Francisca Sestri disamping sebagai tim peneliti dari Perguruan Tinggi lain, ia sebagai Sekjen LPER berharap UMKM Kerajinan bambu desa Jambukulon benar- benar mendapatkan manfaat dan bisa pulih kembali.

Saturday, May 8, 2021

ISED #13:POTENSI DAN PERAN PEREMPUAN DI ERA DIGITAL

POTENSI DAN PERAN PEREMPUAN DI ERA DIGITAL #ISED SERI13
Webinarmelalui zoom meeting diselenggarakan ISED, hari Kamis 22 April 2021 merupakan seri ke 13 dalam rangka memeringati hari Kartini. Prof.Dr.Sri Adiningsih selaku founder ISED memberikan sambutan pengantar untuk mengingatkan kembali tentang peran Kartini harus disikapi oleh para perempuan Indonesia secara cerdas dalam menggunakan teknologi digital untuk Indonesia makin maju.
Keynote speaker Bintang Puspayoga selaku menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, ia berbicara secara lengkap tentang sejarah Kartini yģ berpandangan bahwa perempuan sebagai harta berharga bagi bangsa yang harus diberikan pendidikan dan pemberdayaan. Saat sekarang ketika Indonesia terkena pandemi covid-19 yang menyakitkan,berdampak serius bagi pengusaha Perempuan dan mengakibatkan penurunan pendapatan keluarga. Dikarenakan 60% UMKM adalah perempuan, dan UMKM sendiri berkontribusi 99,9 % terhadap dunia usaha secara total. Maka untuk jalan keluar, teknologi turut membantu bisnisnya untuk bangkit dan berkembang. Pemberdayaan di era digital dapat dilakukan dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi media dan masyarakat sebagai wujud kesetaraan gender dalam pembangunan.
Nara sumber lain Dr.Ir. Giwo Rubianto, M.Pd. selaku Ketua Umum Kowani, memaparkan secara lengkap potensi organisasi perempuan dalam edukasi untuk menghadapi literalisasi. Giwo berharap kesenjangan digital selama pandemi Covid-19 harus diatasi. Soal menurunnya kegiatan UMKM dimana 60% adalah pelaku usaha perempuan, kurangnya pengetahuan e-commerce dll, maka harus didampingi dan diedukasi. Ia pun mengutip pendapat Kofi Annan "Jika Anda mendidik seorang pria, Anda hanya mendidik seseorang.Jika Anda mendidik seorang perempuan, Anda dapat mendidik satu bangsa" Nara sumber berikutnya Irene Camelyn Sinaga, (Direktur Pemberdayaan BPIP) menjelaskan Landskap Digital di Indonesia bahwa perempuan memiliki porsi terbesar sebagai pengguna internet harian, dengan rincian Usia 16-24 tahun : 58,3% 25-34 tahun : 55,9% 35-44 tahun : 53,1% 45-54 tahun : 48,7% 55-64 tahub : 43,3% Maka peran Pemerintah, Lembaga dan Masyarakat harus terus memberikan pembelajaran literasi kepada kaum milenial,agar tidak berseberangan yang bisa mengancaman keselamatan jiwa orang banyak dan bertentangan dengan Pancasila, ungkapnya,bersemangat. Pemateri lainnya Dr.Eunice Sari berbicara tentang Peran Kartini diera digital yaitu dengan bermakna,memberdayakan teknologi bagi orang lain mengikuti perkembangan zaman ungkap CEO & Co-Founder UX Indonesia.
Sementara Yulie Trisnadewani, Direktur Eksekutif ISED mempresentasikan tentang Urgensi Literasi Digital untuk kaum perempuan dari segi hukum (UU IT, dll), Moral agama (pornografi), Psikologi (Kerusakan otak,kecanduan internet), Sosial Ekonomi ( e-commerce) dan Keamanan data (jangan sampai terkena investasi bodong dll).
Dipenghujung acara Yudi Latif P.hD. Cendekiawan dan Direktur Sekolah Pancasila menutup acara dengan mengungkapkan Kepahlawanan feminim harus bisa menumbuhkan perasaan dalam jiwa sehingga bisa bersikap toleransi kepada bangsa lain, kalau menyangkut ekonomi harus fair dan adil. Harapan sang Penulis buku laris "Pendidikan Berkebudayaan" ini momentum Hari Kartini mendorong lahirnya kepemimpinan femenim di Indonesia. Acara diskusi yang dipandu moderator Dr.Arif Subhan, M.A. Wakil Rektor III UIN Jakarta yang juga Dewan Pakar ISED menambah semaraknya acara. Peserta diskusi Dr. Francisca Sestri Sekjen LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) mengenan kebaya kutu baru, menyoroti soal perempuan usia antara 25 - 34 tahun pemakai internet per hari terbesar kedua di Indonesia 55,90% justru aneh juga memanfaatkan untuk terorisme yang membahayakan negara dan bertentangan dengan Pancasila. Maka perlu edukasi melalui Kemendikbud agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah. Kedua ia sepakat dengan Yulie soal literasi digital agar perempuan Indonesia bijaksana dalam menggunakan internet dan melakukan perlindungan data diri. Secara terpisah Tantri Relatami Anggota Dewas RRI dan Pembina LPER, sangat mengapresiasi acara Kartinian era digital ini yang diikuti oleh 300 peserta dari dalam dan luar negeri antara lain GK Paris, Amerika, Ekuador dll. Bahkan diawal acara disuguhkan paduan suara bapak- bapak Dubes lintas benua dipimpin dr.Ali Alkatiri, paparnya.

KAJIAN ISEI : OPTIMlMALISASI PEMBIAYAAN SYARIAH DI INDONESIA PASCA COVID-19

Seminar Online yang bertema Pembiayaan Syariah kembali diselenggarakan ISEI Jakarta sebagai tantangan sekaligus solusi dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19. Seminar Daring yang nanti menjadi rutinitas ini dihadiri sekitar 740 peserta dari Pelaku usaha, Akademisi, Pemerintah, Perbankan dan Lembaga lainnya,dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Maret 2021. Keynote speaker zoominar ini Erick Tohir selaku Menteri BUMN RI dan juga Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah mengungkapkan, "Pemerintah menyadari bahwa negara Indonesia yang berpenduduk sekitar 265 juta, dan mayoritas Muslim, namun faktanya pertumbuhan Pembiayaan Syariah masih kecil dibawah 7 %, dan jauh tertinggal dari negara lain seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Brunei dan bahkan Malaysia dengan rerata pertumbuhan pembiyaannya antara 24% - 60 %. Harapan kedepan pasca penggabungan bank- bank Syariah milik BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki strategi baru dengan inovasi teknologi di era digital untuk mengejar ketertinggalan tersebut, agar Indonesia lebih maju" mengakhiri sambutannya. Hery Gunadi selaku Dirut PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk. dalam paparannya mengatakan "Pembiayaan Syariah disaat masa pandemi Covid-19 masih tumbuh positif sebesar 8,08 % pada tahun 2020 dan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional - 2,19% dan pada tahun 2021 ditargetkan tumbuh 13- 18%. Untuk mencapi target tersebut BSI akan bersinergi dengan pemangku kepentingan di Indonesia diantaranya, Masyarakat untuk tingkat kepercayaan,Asosiasi seperti ISEI dll, Perguruan Tinggi, Pemerintah contohnya Pengembangan Industri Halal, Regulator antara lain BI,OJK,MUI dll, Organisasi Kemasyarakatan Islam seperti NU dan Muhammadyah. Dengan demikian BSI selaku kumpulan dari merger bank Syariah milik Himbara yang memiliki Aset Rp.239, 63 Triliun dengan total Pembiayaan Rp. 156,52 Triliun mampu menjawab tantangan era baru ini dengan baik", tandasnya penuh optimis. Pembicara lainnya Iwan S. Lukito Durut PT. Sri Rejeki Isman, Tbk. berharap ada keterbukaan dari pihak Lembaga Pembiayaan Syariah baik tentang realisasi bagi hasil, dan tentang Klien Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang memasarkan produk halal, sehingga bank syariah bisa kolaborasi dengan Korporasi dalam memberikan pendampingan kepada UMKM tersebut,dengan demikian pembiayaan syariah yang ditargetkan oleh Pemerintah dapat terwujud dengan menciptakan ekosistem yang baik. Pada sesi diskusi yang seru mulai dari kesiapan produk- produk syariah yang dipasarkan melalui Pasar Modal maupun strategi menghadapi perilaku konsumen milenial yang cepat berubah dan dinamis.
Hal ini terungkap dari salah satu peserta diskusi Francisca Sestri Anggota ISEI Jakarta yang berprofesi dosen di STIE Insan Pembangunan Tangerang menyoroti soal Brand Syariah yang terlanjur tidak modern dan terkesan lambat dalam menghadapi sikap para nasabah milenial era industri 4.0 yang selalu ingin pelayanan serba cepat, maka perlu strategi yang tidak biasa,karena merubah peresepsi masyarakat tidak mudah, apalagi ingin mencapai pertumbuhan lebih dari dua digit tersebut. Diskusi yang panjang tetapi bersemangat ini dipandu oleh Eko B. Supriyanto Pemimpin Redaksi Infobank yang cukup sigap dalam mendefinisikan setiap pertanyaan peserta membuat suasana nyaman dalam berdiskusi. Kata penutup disampaikan oleh Inarno Djajadi Ketua ISEI Jakarta dan Direktur Utama BEI, selaku host dari acara Webinar-2 memberikan apresiasi kepada para peserta yang setia hampir 3 jam menyimak acara dengan interaktif, ia menambahkan kehadiran BSI bisa menyeimbangkan antara syariah dan konvensional, harapan Institusinya pasca Pandemi Covid- 19, Lembaga Pembiayaan Syariah lebih optimal berperan di pasar modal secara adaptif dengan menciptakan ekosistem sesuai era baru.

Thursday, May 6, 2021

LPER SILATURAHMI DISKUSI TENTANG KUALITAS DAN KESANTUNAN KOMUNIKASI

Situasi dan kondisi pemberitaan era digital memang memerlukan kearifan dan bijaksana, apakah berupa publikasi sosial budaya atau dalam bentuk pariwara ekonomi, tanpa itu UU IT menjadi acuan dalam penegakkan hukum kesantunan berkomunikasi. Setahun sudah pandemi Covid-19 melanda kita semua, dan sangat merubah struktur komunikasi setiap sektor atau komunitas. Situasi yang ditandai tren penggunaan alat pintar berbasis digital, adalah suatu keharusan. Sebagai contoh dunia pendidikan tanpa fasilitas kuliah jarak jauh dengan media daring apakah google class maupun zoom meeting adalah pilihan. Demikian juga gaya hidup konsumen yang tadinya bisa bersosilaita di tempat-tempat umum, sekarang harus dilakukan melalui daring, juga kegiatan ekonomi berbasis digital sudah serempak dilakukan didunia, e-commerce menjadi solusi.
LPER (Lembaga Pemeberdayaan Ekonomi Rakyat) yang sudah sejak tahun 2017 menjadi mitra kerja KOMINFO bersilaturahmi secara offline diterima Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Staf Ahli Menteri Kominfo dan dosen Fisip UNS, dengan sebelumnya harus melakukan Swab Antigen di Klinik Kominfo bagi yang belum membawa keterangan negatif covid-19. Bakri Maulana Ketua Harian menyampaikan beberapa laporan aktivitas dalam bentuk buku kegiatan mulai tahun 2015 hingga 2020 khusunya yang berkaitan dengan Ekonomi berbasis teknologi informasi. Mulai dari Literasi digital oleh para perempuan cerdas tahun 2017, Bazaar UMKM dengan sistem pembayaran nontunai kerjasama dengan Telkomsel, Sosialisasi program UMKM ke beberapa daerah Banyuwangi, Klaten dan terakhir Banyumas pemebrdayaan petani Sari Marhen dalam pengembangan pangan berbasis singkong, dan lain-lain. Dr. Francisca Sestri Sekjen LPER yang mendampingi Ketua Harian LPER, mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah, yang telah bermitra dengan lembaganya, dan memebrikan pengetahuan dan dedikasi yang matang mengenai konten dari informasi yang harus dijaga guna mencerdaskan masyarakat khusunya dibidang pengembangan ekonomi kerakyatan. Memang masih ada beberapa kendala internet yang susah diakses oleh masyarakat suburban dan tergolong tertinggal, seperti salah satu cabang LPER NTT pimpinan Sem Keo, referensi Kominfo juga melalui Nooriza Ketua Institut Telekomunikasi milik Kominfo Yogyakarta (red.)yang saat ini mati suri namun masih terus berjuang untuk bangkit, setelah lapak kuliner mereka gulung tikar diterjang pandemi.
Widodo Muktiyo dalam sambutannya secara akrab memberikan apresiasi kepada LPER, walaupun saat pandemi masih mengagendakan untuk silaturahmi dan sekaligus laporan aktivitas lembaganya. Widodo berpesan dalam melakukan komunikasi antar lembaga memang harus dilakukan secara intens, agar kemitraan tetap terjaga untuk tujuan yang baik yaitu memajukan perekonomian dengan basis digitalisasi, namun harus santun dan bijaksana, sehingga mendatangkan manfaat bagi masyarakat.

Wednesday, May 5, 2021

LPER BERSAMA ALUMNI FISIP UNS BERBAGI KE NTT

Bertepaan dengan Hari Pendidikan Nasional Alumni FISIP UNS didampingi LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) memberikan bantuan kemanusiaan kepada Warga desa Naikolen, Kupang Nusa Tenggara Timur. Bentuk kebersamaan yang digalang oleh Alumni UNS ini sangat memberikan contoh kepada masyarakat, sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan sekaligus memperkokoh Persatuan Indonesia, tanpa memandang Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).
Banjir bandang dan Badai Siklon Seroja pada tanggal 5 April 2021 telah memporak porandakan kampung mereka, bahkan ada beberapa rumah yang hilang dan menyisakan penderitaan. Korban meninggal dikabarkan 68 orang meninggal dan 70 lainnya hilang di wilayah Provinsi NTT. Dari segi ekonomi mereka terhitung kurang beruntung, dari segi pandemi mereka rentan terkena virus, karena penyuntikan vaksin untuk daerah terpencil belum pada gilirannya.
LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) yang diwakili oleh Rumyusmah Sudady (Arum) yang juga Alumni Fisip UNS, menyalurkan dan membantu warga desa Naikolen, Kupang NTT, yang kebetulan suaminya Ir. Sudady juga Alumni FT UNS berdinas di Kupang NTT, sehingga mempermudah menyalurkan bantuan, karena mengenal medannya. Menurut Arum LPER tidak hanya bergerak dibidang ekonomi namun untuk kegiatan kemanusiaan juga dilakukan, karena secara tidak langsung warga yang terdampak bencana akan kesulitan ekonominya juga. Paket bantuan dari kita untuk kita berupa sembako, bahan makanan agar bisa langsung dipergunakan, ungkapnya.