Monday, May 10, 2021
LPER BICARA TENTANG PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL DI KONGRES KEBAYA NASIONAL
Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI)mendorong masyarakat Indonesia menggunakan busana kebaya, dengan demikian kebaya dapat dibawa dan di usulkan ke UNESCO untuk diakui sebagai busana Indonesia.
Demikian kata pembuka Lana T Kuntjoro selaku Ketua Panitia Kongres Kebaya Nasional 2021. Kongres diselenggarakan secara daring pada tanggal 5-6 April 2021 dan diyakan oleh Rahmi Hidayati biasa dipenggil Mimie salah satu founder PBI, yang menggagasnya sejak 5 tahun yang lalu.
Keynote speaker Pixy, SE., M.Phil, ia mewakili Menteri Koperasi dan UKM yang mendadak Ratas dengan Presiden Jokowi,pada acara diskusi Kongres Kebaya Nasional yang bertema: "Mengembangkan Potensi Ekonomi Kebaya sebagai Pendukung Gerakan Budaya" Ia mengatakan "busana kebaya yang dikonotasikan kuno oleh kalangan anak muda, berpotensi memiliki peluang pasar untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Maka keberadaan para desainer muda, sangat dibutuhkan untuk merancang busana kebaya yang disesuaikan dengan gaya hidup milenial dimasa sekarang, hingga sampai pada tahap mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Harapan Pixy kebaya harus terus dibudayakan di dalam negeri secara terus menerus tidak berhenti pada even tertentu namun sampai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara" ungkapnya.
Ia menambahkan, "bahwa Kementeriannya telah menyediakan pelatihan, pendampingan bagi pelaku usaha khususnya UMKM, memasarkan secara online ke marketplace contohnya, Tokopedia, Bli bli, Sophee, Buka Lapak dll"
Kebaya juga dipakai oleh perempuan Singapura, Brunei dan Malaysia disebabkan mereka dan Indonesia serumpun Melayu,maka keadaan ini bisa menjadi pangsa pasar untuk dikembangkan.
Penyaji materi bidang ekonomi Dr. Francisca Sestri,SE.,MM. juga selaku Sekjen LPER (Lemabga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) dan Pembantu Ketua I bidang Kependidikan STIE & STMIK Insan Pembangunan, mengungkapkan era pandemi Covid-19 memberikan potret pertumbuhan ekonomi dunia kontraksi dan minus 15 % sd minus 19%, dan UMKM sangat terdampak, ditambah daya beli masyarakat anjlok di pertengahan 2020, mengakibatkan pengangguran bertambah 2,6 juta orang pada tahun 2020. Tekstil dan Pakaian Jadi yang pada tahun 2019 tumbuh lebih dari 7 % diharapkan memberikan peluang untuk bangkit kembali melalui pengembangan industri kebaya dan turunannya seperti kain,sarung, songket, alas kaki dan perhiasan.
Bagi pelaku UMKM yang terkendala modal kerja, dapat mengakses Fintech produk keuangan yang disetujui OJK (Otoritas Jasa Keuangan) menjadi pembiayaan yang solutif tanpa agunan, kuncinya trust.
Kolaborasi antar pihak terkait, menjadi keharusan diantaranya, dengan pemerintah pusat, pemda, BUMN,Perbankan, dan asosiasi -asosiasi lainnya, guna mewujudkan kesepakatan antara Pemerintah terkait, Asosiasi,Pelaku Usaha,Desainer dan DPR-RI agar harapan Perempuan Berkebaya se Nusantara, pada saatnya terwujud dan diakui Pemerintah sebagai "Hari Berkebaya Nasional" seperti halnya Batik yang kita kenal.
Maka dari itu peran media akan menjadi tulang punggung, alat ampuh dalam mengomunikasikan serta mempromosikan kebaya baik tingkat lokal, nasional dan global yang pada akhirnya akan berkontribusi mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Nara sumber Lenny Agustin designer muda dan fokus mengembangkan kebaya dengan pasarnya milenial. Oleh karenanya karya designnya tetap tumbuh disaat pandemi covid-19 melanda Indonesia. Contoh yang sudah sehari hari ada repead order untuk acara formal, pernikahan, wisuda dan lain-lain, secara ekonomi sangat menjanjikan. Ia sangat setuju dengan cinta produk Indonesia. Lenny juga menambahkan agar para perempuan Indonesia, minimal ada 1 kebaya dalam lemari pakaiannya,dengan penuh harap.
Sedangkan perancang busana Musa Widyatmojo, mengupas tentang fashion kebaya agak rumit dan tidak mudah, karena harus memenuhi kriteria tata krama dan sosial, peraturan- peraturan seperti adat Jawa sehingga fashion ini dapat diterapkan, dan kapan didobrak sehingga kebaya harus berevolusi menyesuiakan acara, tempat dan kondisinya. Ia mengatakan
"Berkebaya seharusnya secara otomatis menjadi life style masyarakat, hingga tidak ditinggalkan kaum muda"
Pemakaian kebaya ini tidak hanya pada momen khusus seperti hari Kartini, atau Hari ibu, kongres perempuan saja, namun harus sudah menjadi kebiasaan. Disini tugas bersama dan bukan hanya desiner untuk mempromosikan kebaya, para pelaku usaha diharapkan menciptakan demand dan suppy akan menyeimbangkan kebutuhan pasar tersebut, harapan kedepan kebaya mampu bertahan mengikuti perubahan zaman.
Diskusi ini dipandu oleh Dewi Suspaningrum selaku moderator, dengan sigap ia menjelaskan pertanyaan- pertanyaan peserta kongres kepada para nara sember. Perlu digaris bawahi peserta kongres jumlahnya lebih dari 500 orang, baik dari dalam maupun luar negeri dan mereka mengenakan busana kebaya Indonesia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment