Saturday, January 15, 2011

Liburan di akhir Tahun.


















Suatu hal yang tidak dibayangkan sebelumnya. Melancong ke negara lain tentu membutuh kan penyesuaian budaya dan cuaca. Akhir-akhir ini apa yang di namakan "global warming" sudah terjadi. Indonesia sendiri telah beberapa kali mengalami perubahan cuaca yang sulit diprediksi antara lain, hujan sepanjang tahun 2010, mengakibatkan kesulitan khususnya di sektor Pertanian. Terjadinya bencana alam mulai tsunami Mentawai, banjir bandang Wasior dan terakhir meletusnya gunung Merapi dan gunung Bromo. Bumi mulai mencari keseimbangan dan ini mengakibatkan lipatan permukaan bumi bergeser pada posisi tertentu.
Demikian pula Eropa diakhir tahun 2010 terjadi badai salju, sehingga penerbangan beberapa kali ditunda bahkan dihentikan, sejak 1 Desember 2010 hingga tanggal 1 januari 2011. Suatu hal yang selama ini adalah munculnya salju di Belanda pada minggu ke dua bulan Desember 2010, padahal negara itu cukup rendah dibandingkan Prancis dan Jerman.
Kami sekeluarga tetap melaksanakan liburan ke Jerman dan Swiss sesuai jadual. Beruntunglah pada tanggal 18 Desember 2010 pesawat Etihad maskapai penerbangan milik Abudabi mendarat dengan mulus,disuhu minus 5. Namun esok hari sampai dengan Natal bandara Frankfurt buka tutup tergantung cuaca.
Kami mengunjungi Toko jam Kukuk di Wiesbaden, Aachen Uni Teknik Elektro ditengah badai salju, hingga mobil berjalan 20km/jam dan macet total.
Kami merayakan Natal benar2 "White Christmas" terakhir terjadi di tahun 1979.
Dari Wiesbaden ke Heidelberg melihat Musium dan perpustakaan milik Universitas setempat. Kota dingin belahan Jerman ini banyak peninggalan purbakala. Meneruskan perjalanan ke Black Forest perbatasan Swiss, merupakan tanah pertanian dan peternakan. Semua hamparan memutih karena salju tidak henti-hentinya turun bertaburan, bagaikan kapas. Teetese tempat wisata dan sekaligus untuk arena Ski, banyak anak-anak muda bersama keluarganya dari berbagi Negara melancong ke kota ini.
Mobil terus meluncur ke atas ke kota Treeberg menuju Museum alat-alat kerajinan dan alat musik seperti piano, pakaian raja,jam kukuk,radio tempo dulu dll. Setelah itu malam permainan musik dan kesenian setempat di gelar diatas bukit padasebuah jembatan, air itu seperti grejokan sewu Tawang Mangu,yang dikelilingi salju.
Rhine Wall,pancuran besar di Swiss perbatasan Black Forest, kota tenang berkabut dan bersih. Udara sangat dingin namun indah lekuk-lekuk jalannya.
Mainz kota kecil antara Weisbaden dan Frankfurt terdapat Dom yang luas dan sangat artistik, kami mengunjungi dan sempat menyalan lilin.
Rossdorf kota kecil seperti Candi daerah Semarang, memutih, kami sempat bertamu disitu dan akhir tahun di rayakan di Weiterstadt masih wilayah kota Damrstadt.Tepat pada pukul 00 kami menaikkan Puji-pujian dan doa secara Oikumene di rumah saudara.
Liburan akhir tahun ini sungguh mengesankan, ada 7 keluarga dan sahabat yang dikunjungi yaitu : Wiesbaden, Aachen,Damrstad,Rossdorf, Heidelberg dan Black Forest.