Saturday, May 8, 2021
ISED #13:POTENSI DAN PERAN PEREMPUAN DI ERA DIGITAL
POTENSI DAN PERAN PEREMPUAN DI ERA DIGITAL #ISED SERI13
Webinarmelalui zoom meeting diselenggarakan ISED, hari Kamis 22 April 2021 merupakan seri ke 13 dalam rangka memeringati hari Kartini.
Prof.Dr.Sri Adiningsih selaku founder ISED memberikan sambutan pengantar untuk mengingatkan kembali tentang peran Kartini harus disikapi oleh para perempuan Indonesia secara cerdas dalam menggunakan teknologi digital untuk Indonesia makin maju.
Keynote speaker Bintang Puspayoga selaku menteri Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak, ia berbicara secara lengkap tentang sejarah Kartini yģ berpandangan bahwa perempuan sebagai harta berharga bagi bangsa yang harus diberikan pendidikan dan pemberdayaan. Saat sekarang ketika Indonesia terkena pandemi covid-19 yang menyakitkan,berdampak serius bagi pengusaha Perempuan dan mengakibatkan penurunan pendapatan keluarga. Dikarenakan 60% UMKM adalah perempuan, dan UMKM sendiri berkontribusi 99,9 % terhadap dunia usaha secara total. Maka untuk jalan keluar, teknologi turut membantu bisnisnya untuk bangkit dan berkembang. Pemberdayaan di era digital dapat dilakukan dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi media dan masyarakat sebagai wujud kesetaraan gender dalam pembangunan.
Nara sumber lain Dr.Ir. Giwo Rubianto, M.Pd. selaku Ketua Umum Kowani, memaparkan secara lengkap potensi organisasi perempuan dalam edukasi untuk menghadapi literalisasi. Giwo berharap kesenjangan digital selama pandemi Covid-19 harus diatasi. Soal menurunnya kegiatan UMKM dimana 60% adalah pelaku usaha perempuan, kurangnya pengetahuan e-commerce dll, maka harus didampingi dan diedukasi. Ia pun mengutip pendapat Kofi Annan "Jika Anda mendidik seorang pria, Anda hanya mendidik seseorang.Jika Anda mendidik seorang perempuan, Anda dapat mendidik satu bangsa"
Nara sumber berikutnya Irene Camelyn Sinaga, (Direktur Pemberdayaan BPIP) menjelaskan Landskap Digital di Indonesia bahwa perempuan memiliki porsi terbesar sebagai pengguna internet harian, dengan rincian Usia 16-24 tahun : 58,3%
25-34 tahun : 55,9%
35-44 tahun : 53,1%
45-54 tahun : 48,7%
55-64 tahub : 43,3%
Maka peran Pemerintah, Lembaga dan Masyarakat harus terus memberikan pembelajaran literasi kepada kaum milenial,agar tidak berseberangan yang bisa mengancaman keselamatan jiwa orang banyak dan bertentangan dengan Pancasila, ungkapnya,bersemangat.
Pemateri lainnya Dr.Eunice Sari berbicara tentang Peran Kartini diera digital yaitu dengan bermakna,memberdayakan teknologi bagi orang lain mengikuti perkembangan zaman ungkap CEO & Co-Founder UX Indonesia.
Sementara Yulie Trisnadewani, Direktur Eksekutif ISED mempresentasikan tentang Urgensi Literasi Digital untuk kaum perempuan dari segi hukum (UU IT, dll), Moral agama (pornografi), Psikologi (Kerusakan otak,kecanduan internet), Sosial Ekonomi ( e-commerce) dan Keamanan data (jangan sampai terkena investasi bodong dll).
Dipenghujung acara Yudi Latif P.hD. Cendekiawan dan Direktur Sekolah Pancasila menutup acara dengan mengungkapkan Kepahlawanan feminim harus bisa menumbuhkan perasaan dalam jiwa sehingga bisa bersikap toleransi kepada bangsa lain, kalau menyangkut ekonomi harus fair dan adil. Harapan sang Penulis buku laris "Pendidikan Berkebudayaan" ini momentum Hari Kartini mendorong lahirnya kepemimpinan femenim di Indonesia.
Acara diskusi yang dipandu moderator Dr.Arif Subhan, M.A. Wakil Rektor III UIN Jakarta yang juga Dewan Pakar ISED menambah semaraknya acara.
Peserta diskusi Dr. Francisca Sestri Sekjen LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) mengenan kebaya kutu baru, menyoroti soal perempuan usia antara 25 - 34 tahun pemakai internet per hari terbesar kedua di Indonesia 55,90% justru aneh juga memanfaatkan untuk terorisme yang membahayakan negara dan bertentangan dengan Pancasila. Maka perlu edukasi melalui Kemendikbud agar hal-hal yang tidak diinginkan bisa dicegah. Kedua ia sepakat dengan Yulie soal literasi digital agar perempuan Indonesia bijaksana dalam menggunakan internet dan melakukan perlindungan data diri.
Secara terpisah Tantri Relatami Anggota Dewas RRI dan Pembina LPER, sangat mengapresiasi acara Kartinian era digital ini yang diikuti oleh 300 peserta dari dalam dan luar negeri antara lain GK Paris, Amerika, Ekuador dll. Bahkan diawal acara disuguhkan paduan suara bapak- bapak Dubes lintas benua dipimpin dr.Ali Alkatiri, paparnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment