Sunday, May 9, 2021

LPER : PENGEMBANGAN KERAJINAN BAMBU KLATEN MELALUI MATCHING FUND PROGRAM PERGURUAN TINGGI

Hal yang tidak diperhitungkan sebelumnya, disaat Pandemi Covid-19 yaitu ajakan Insan Kampus FEB UNS Program Doktoral melalui LPER Klaten dalam rangka pengembangan kerajinan bambu di Desa Jambukulon, Kecamatan Ceper,Kabupaten Klaten. Program itu bernama Maching Fund 2021 yang dimotori oleh FEB UNS melibatkan peneliti-peneliti Program Doktoral yaitu : Dr. Rum Handayani, M.Hum (Ketua Tim Peneliti) dan Anggota Tim Peneliti lainnya: Prof. Dr. Rahmawati, M.Si.,Ak. ( UNS) Prof.Dr. Kuncoro Diharjo, ST.,MT. (UNS) Dr.Francisca Sestri Goestjahjanti. SE., MM. (STIE INSAN PEMBANGUNAN Tangerang) Serta Tim peneliti dan mahasiswa lainnya, mengangkat tema Pengembangan Kerajinan Bambu Desa Jambu Kulon Klaten, yang sudah ekspor ke Eropa dan Asia dengan obyek penelitian pada Industri Kerajinan Bambu Abia Art, yang terdampak secara langsung karena penurunan konsumsi dan daya beli masyarakat, akibat pandemi Covid-19 sejak akhir tahun 2019. Banyak paguyuban kerajinan ini yang tersendat dan kembang kempis karena menurunnya penjualan. Abia Art salah satu industri kerajinan bambu yang sudah melakukan deferensiasi produk pajangan, furniture dan gazebo sangat membutuhkan uluran tangan dari Perguruan Tinggi bidang seni untuk inovasi produknya, agar segera bangkit dan tumbuh kembali, maka usaha ini siap menjadi obyek penelitian mewakili kerjian bambu di Jambukulon, Klaten, Jawa Tengah.
Maka UNS bersama Perguruan Tinggi lain membantu para UMKM Kerajinan Bambu Di Klaten dengan program matching fund yang didesain untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha sentra kerajinan bambu desa ini melalui pelatihan, implementasi pengelolaan keuangan dan manajemen bisnis berbasis website dengan sistem pemasaran digital(e-commerce).
Prof. Dr.Rahmawati, M.Si., Ak. selaku juru bicara mewakili Tim Peneliti saat melakukan riset di Klaten diterima oleh Subron Nurudin Ketua LPER Klaten. Menurut Rahmawati, ia mengatakan "program kerja ini membutuhkan waktu 8 bulan dan melibatkan 20 mahasiswa dalam proses penelitian dan pengembangan" Ia menambahkan bahwa dana matching fund akan diusahakan melalui beberapa pihak, bisa Pemda, Lembaga Swasta dan lain-lain. Francisca Sestri disamping sebagai tim peneliti dari Perguruan Tinggi lain, ia sebagai Sekjen LPER berharap UMKM Kerajinan bambu desa Jambukulon benar- benar mendapatkan manfaat dan bisa pulih kembali.

No comments: