III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 7 (tujuh belas) bulan terhitung mulai
bulan September 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Proses penelitian meliputi
penentuan judul penelitian, penyusunan proposal, proses ijin wilayah
penelitian, penentuan satuan unit yang akan dianalisis, proses pengumpulan data
dilapangan, pengumpulan fakta-fakta data empiris, pengolahan data, dan analisis
data penelitian sampai dengan penyampaian hasil penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan di Wilayah Negara Republik Indonesia di
Jakarta.
Data sekunder
diperoleh dari beberapa instansi :
1. Bank Indonesia (BI) Divisi Statistik Sektor Riil di Jakarta
2. Badan Pusat Statistik (BPS) Kantor
Pusat di Jakarta.
3. Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM) di Jakarta
4. Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas)
5. Kementrian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi di Jakarta
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
runtut waktu (time series), berupa
data tahunan selama rentang waktu 32 (tiga puluh dua) tahun, mulai tahun 1982
sampai dengan tahun 2013.
A.
Populasi dan Sampel
Pengertian populasi adalah keseluruhan orang,
keseluruhan data yang menjadi sasaran penelitian. Dari keseluruhan populasi
yang sangat luas diambil sebagian yang disebut populasi target. Sampel adalah
bagian kecil dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi secara
keseluruhan. Mukhtar (2013, hal.93)
Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah seluruh data
dalam penelitian merupakan seluruh wilayah yang diteliti. Dalam penelitian ini
yang dimaksud populasi Jumlah uang beredar M2, Harga BBM, ICOR, Suku Bunga
Kredit, Kurs, Terms Of Trade, Inflasi,
Investasi Asing Langsung, Pengangguran dan Daya Beli Masyarakat di Indonesia
adalah seluruh data yang sama dengan sampel meliputi: Jumlah uang beredar M2,
Harga BBM, ICOR, Suku Bunga Kredit, Kurs, Terms
Of Trade, Inflasi, Investasi Asing Langsung, Pengangguran dan Daya Beli
Masyarakat di Indonesia.
Teknik sampling dilakukan dengan cara mengambil
seluruh data empiris di Indonesia, selama rentang
waktu 32 (tiga puluh dua) tahun, mulai tahun
1982 s/d tahun 2013 dengan observasi (n) = 32.
B.
Metode Penelitian
Berdasarkan uraian tentang perumusan masalah, tujuan
penelitian, kerangka pemikiran hingga hipotesis penelitian yang sudah
dikemukakan pada Bab. II, maka metode penelitian yang digunakan adalah analisis
explanatory research atau penelitian
hipotesis melalui penjelasan. Explanatory
research merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan kausal antar
variabel-variabel dengan pengujian hipotesis.
Format eksplanasi adalah menggambarkan suatu
generalisasi atau menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel yang lain,
oleh karenanya penelitian eksplanatif menggunakan pengujian hipotesis dan
pengujian hipotesis menggunakan statistik inferensial (untuk pengujian
hipotesis), sesuai pendapat Burhan Bungin (2013, hal 51)
Analisis meliputi adanya
hubungan kausal berdasarkan teori-teori, literatur-literatur, jurnal-jurnal dan
penelitian-penelitian terdahulu baik melalui observasi langsung maupun data
internet.
Tahap berikutnya mendefinisikan setiap variabel
penelitian yaitu, variabel Jumlah uang beredar M2, Harga BBM, ICOR, Suku Bunga
Kredit, Kurs, Terms of Trade, Inflasi,
Investasi Asing Langsung , Pengangguran dan Daya Beli Masyarakat di Indonesia,
serta mencocokan keterhubungan tiap variabel dalam model yang diteliti tersebut
dengan pengujian hipotesis.
C.
Definisi Operasional Variabel
Batasan-
batasan opersional variabel dalam penelitian ini diperlukan, untuk menghindari
kesalahan dalam mengambil kesimpulan, dalam penelitian ini yang dimaksud
definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :
1.
Jumlah uang beredar M2 (X₁)
Adalah variabel
jumlah uang beredar M2 diberikan lambang (X₁), uang
beredar dalam bentuk uang kartal dan uang giral ditambah simpanan dan deposito
berjangka atau disebut M2 (Fisher, Irving: 2006, dan Boediono : 2012).
2.
Harga BBM (X₂)
Adalah variabel harga BBM jenis
premium bersubsidi, yang diberikan lambang (X₂), merupakan harga jenis bahan bakar yang digunakan
seluruh masyarakat di Indonesia, yang ditentukan
besarannya oleh Pemerintah Pusat (Kadin
Indonesia: 2013).
3.
ICOR (X₃)
Adalah variabel ICOR
yang diberi lambang (X₃), kepanjangan
dari incremental capital output ratio
merupakan kebutuhan investasi terhadap peningkatan 1% Produk Domestik Bruto
(KEN :2012)
4.
Suku Bunga Kredit (X₄)
Adalah variabel suku bunga kredit
yang diberi lambang (X₄), bunga pinjaman merupakan salah satu bagian
terpenting dari makro ekonomi (Mankiw,Gregory : 2007).
5.
Kurs(X₅)
Adalah variabel
Kurs yang diberi lambang (X₅), nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS,
sebagai alat pertukaran dalam perdagangan internasional (Masngudi : 2012)
6.
Terms Of
Trade (X6)
Adalah variabel Terms of Tradediberi lambang (X6), merupakan
perbandingan antara indeks harga ekspor dan indeks harga impor, pada periode
tertentu (Nopirin :
2012).
7.
Inflasi (Y)
Adalah variabel Inflasi yang diberi lambang (Y), merupakan indikator
makro ditandai
kenaikan harga-harga umum barang dan jasa terus menerus pada periode tertentu,
dihitung berdasarkan CPI (Samuelson, Nordhaus : 2004).
8.
Investasi Asing Langsung (Z1)
Adalah variabel Investasi Asing
Langsung yang diberi lambang (Z1), merupakan investasi penanaman
modal asing yang masuk dari negara lain ke Indonesia melalui perdagangan
internasional (Krugman, Paul: 2004).
9.
Pengangguran (Z2)
10. Adalah
variabel Pengangguran terbuka yang diberi lambang (Z2), merupakan jumlah
angkatan kerja di Indonesia yang sudah mencari pekerjaan dan tidak mendapatkan
pekerjaan. (Pratama Rahardja & Mandala Manurung : 2013). Daya Beli
Masyarakat (Z3)
Adalah variabel Daya beli masyarakat
yang diberi lambang (Z3), merupakan pendapatan masyarakat per
kapita, yaitu perbandingan antara PDB dengan jumlah penduduk (Sadono Sukirno :
2012).
D.
Instrumen Penelitian
Menurut
Burhan Bungin (2013, hal.67), instrumen penelitian yang dimaksud adalah
perangkat lunak dari seluruh rangkaian proses kerja penelitian. Dalam
penelitian kuantitatif deskriptif, memiliki substitusi dan
suplemen. Artinya misalnya angket, maka instrumen penelitian menjadi
satu-satunya wakil dari peneliti. Oleh karenanya kehadiran instrumen berperan
sebagai pengganti (substitusi). Sebagai suplemen, instrumen penelitian hanyalah
pelengkap dari sekian banyak alat-alat bantu penelitian yang diperlukan oleh
orang yang melakukan penelitian.
Penelitian
ini menggunakan instrumen dokumentasi data sekunder dari Bank Indonesia, BPS
pusat, Bappenas, BKPM dan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Jakarta.
Data
penelitian ini adalah data sekunder
bentuk runtut waktu (time series)
selama kurun waktu 32 (tiga puluh dua) tahun. Data yang dimaksud data tahunan,
mulai tahun 1983 sampai dengan 2013, dengan jumlah observasi n = 32.
Untuk melengkapi penelitian ini, maka obyek penelitian
juga diperoleh dari daftar literatur, buku-buku, buku ajar, sosial media,
website/ blogs, jurnal ilmiah luar negeri dan dalam negeri, serta hasil
penelitian terdahulu yang relevan.
E.
Desain Penelitian
Burhan
Bungin (2013, hal. 53), desain penelitian
kuantitatif membicarakan masalah : Judul penelitian latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pentingnya penelitian, batasan
konsep, penentuan variabel indikator variabel, hipotesis penelitian,
pengukuran, sumber data, metode pengumpulan data, strategi analisis data,
prosedur penelitian, pelaksanaan penelitian, dan anggaran penelitian.
Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini,
untuk menganalisis data empiris tahun 1982 sampai dengan tahun 2013
menggunakan analisis statistik inferensial kuantitatif.
1. Analisis
statistik inferensial penelitian menggunakan hipotesis penelitian yang
dihubungkan secara kausal berdasarkan teori-teori, jurnal-jurnal dan
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, selanjutnya mendifinisikan secara
rinci setiap variabel-variabel penelitian yaitu Jumlah uang beredar M2, Harga
BBM, ICOR, Suku Bunga Kredit, Kurs, Terms
of trade , Inflasi, Investasi Asing Langsung, Pengangguran dan Daya beli
masyarakat di Indonesia dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
instansi BI, BPS, BKPM, Bappenas, dan Kemenakertrans.
2. Analisis
kuantitatif dalam penelitian ini untuk mencocokan data penelitian dengan
pendekatan statistik yang digunakan, serta menguji model dan menguji hipotesis.
F.
Teknik Analisis
Statistik
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Model
Analisis Statistik.
Model analisis eksplanatori yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial dan analisis
regresi.
a. Analisis
Statistik Inferensial.
Penelitian ini merupakan studi
analisis kuantitatif menggunakan statistik inferensial, sebagai alat dan teknik
dipakai untuk menganalisis data untuk
tujuan-tujuan eksplanasi. Artinya statistik model ini hanya dipakai untuk
tujuan-tujuan generalisasi. Dengan perkataan lain bahwa penelitian ini
bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian (Burhan Bungin, 2013 hal.208).
Menurut Gujarati, Damodar (2007,
hal. 89), statistik inferensial adalah penarikan kesimpulan tentang sifat dasar dari beberapa populasi
(dalam hal ini populasi normal) berdasarkan sampel acak yang diduga diambil
dari populasi itu. Jika sudah yakin bahwa sampel tertentu berasal dari populasi
normal, kemudian menghitung rata-rata sampel dan varians sampel dari sampel
tadi, bila ingin mengetahui berapa
rata-rata populasi yang sebenarnya dan bearapa varians dari populasi tersebut.
Secara sederhana statistik inferensial diartikan sebagai studi tentang hubungan
antara populasi dan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
b. Analisis
Regresi.
Regresi adalah proses perkiraan secara sistematis tentang apa yang terjadi
dimasa mendatang berdasarkan informasi data di masa lalu, dengan memperkecil
tingkat kesalahannya. Gujarati, Damodar (2007, hal.115), analisis regresi
menyangkut studi tentang hubungan satu variabel yang disebut variabel tak bebas
atau variabel yang dijelaskan dan satu atau lebih variabel bebas atau variabel
penjelas.
2. Uji Asumsi
Klasik
Metode OLS (Ordinary Least Squares) paling sering digunakan bukan hanya karena
mudah namun memiliki sifat teoritis yang kokoh, dan diringkas dalam teori
Gauss-Markov. Teori ini berdasarkan asumsi-asumsi klasik, penaksir OLS memiliki
varians terendah diantara penaksir linear-linear lainnya, pendapat ini
dikemukakan oleh Gujarati, Damodar (2007 hal. 150). Penaksir OLS ini disebut
BLUE (best linear unbiased estimators).
Dalam uji BLUE asumsi-asumsi yang diuji meliputi :
a. Uji
Normalitas
Uji normalitas dengan Jarque-Bera (JB Test). Pendapat Gujarati, Damodar (2007, hal 169) Penggunaan
analisis regresi linier telah dipersyaratkan dengan uji normalitas Jarque-Bera>signifikan
α =0,05, dan
nilai residu model diputuskan berdistribusi normal jika probabilitas peluang
kesalahan (p-value) > (α = 0,05)
b. Uji Multikolinearitas
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui keadaan dari variabel-varibel bebas yang akan diteliti saling berkaitan dalam keterhubungan satu
dengan lainnya. Menjalankan regresi auxiliary,
meregresikan tiap variabel independen. Apabila dalam model terdapat 6 variabel
independen maka harus dilakukan regresi 6 kali. Kemudian diperoleh
masing-masing R² nya, kemudian dibandingkan dengan R² regresi berganda. Apabila
R² berganda seluruhnya > R² masing –masing variabel independen hasil auxiliary regression maka model tidak
terdapat multikolinieritas atau R²> R^² YX1...Xn (Gujarati, Damodar. 2007,
hal. 43 )
c. Uji Asumsi
Klasik Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang
tidak sama (konstan). Sebaliknya varian variabel pada model regresi memiliki
nilai yang sama (konstan), maka disebut homoskedastisitas. Maka
homoskedastisitas itulah yang diharapkan model dalam penelitian. (Suliyanto,
2011).
Uji
Heteroskedastisitas dengan Metode White :
Uji
Heteroskedastisitas dengan menggunakan uji White, dilakukan dengan meregresikan
semua vaeiabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian interaksi variabel
bebas terhadap nilai residual kuadratnya. Jika nilai X²
hitung > dari X² tabel dengan df =
n-k-1, pada α = 0,05 (k = jumlah
variabel bebas, n = jumlah observasi), maka model terdapat masalah
heteroskedastisitas.
Nilai X² hitung adalah dalam metode ini
diperoleh n x R², dimana n = jumlah
observasi, sedangkan R² adalah koefisien diterminasi regresi tahap ke dua. Jika
model regresi yang akan di uji memiliki dua variabel bebas yaitu X₁ dan X₂, maka
persamaan yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas metode white adalah sbb:
Ɛ i² = β₀ +β₁ X₁ + β₂ X₂ + β₃ X₁² + β4 X₂² + β5 X1 X2 + Ɛ i Rumus (3.4)
Keterangan :
Ɛi = Nilai Residual
Xi =
variabel bebas
Dengan
program Eviews maka akan didapat : apabila nilai Observasi R-squared pada hasil tersebut dan nilai
probabilitasnya < α = 5 % maka
disimpulkan bahwa data tersebut bersifat heteroskedastis. (Wing Wahyu. 2007,
hal. 5.15).
d. Uji
Otokorelasi
Otokorelasi
adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi
lainnya. Otokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu (time series) karena berdasarkan
sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada
masa-masa sebelumnya. Wing Wahyu
Winarno (2007, hal. 5.24)
Cara untuk memeriksa ada atau tidaknya otokorelasi suatu
model dengan :
a)
Melalui Uji Brausch-Godfrey Serrial Correlation LM
Test (Wing Wahayu. 2007, hal. 5.29)
Apabila nilai Obs*R-squared denga P-value > α = 5 %,
berarti tidak terdapat otokorelasi pada model.
b) Uji Durbin-Watson, cara lain uji
otokorelasi :
1) Uji D-W
merupakan salah satu uji yang banyak dipakai untuk mengetahui ada dan tidaknya otokorelasi. Hampir semua
program statistik sudah menyediakan fasilitas untuk menghitung d menggambarkan koefisien D-W. Nilai d akan berada di kisaran 0 hingga 4 .
2) Gujarati,
Damodar (2007, hal 119), uji yang paling terkenal untuk otokorelasi adalah uji
yang dikembangkan oleh Durbin dan Watson, yang populer dikenal sebagai
“statistik d Durbin-Watson”, yang
didefinisikan sebagai :
Rumus (3.5)
Rasio jumlah selisih kuadrat dalam
residu berurutan terhadap RSS. Kelebihan d
statistik adalah kesederhanaannya, dasarnya residu-residu OLS yang sudah biasa
dihitung oleh sebagian besar software
regresi.
Penelitian ini menggunakan uji D-W,
dimana bila d hitung lebih dekat
dengan nol, berarti terdapat bukti korelasi positif, tetapi jika lebih dekat
dengan angka 4, ada bukti korelasi negatif. Dan makin dekat dengan angka 2,
menunjukkan makin banyak bukti otokorelasi.
Durbin Watson menawarkan dL batas bawah dan du batas atas sedemikian rupa, segingga d
menyangkut adanya korelasi positif atau negatif. Ada atau tidaknya unsur
otokorelasi diputuskan dengan memosisilkan nilai d tergantung dari pada k ( junlah variabel bebas), n (jumlah data)
dan taraf kesalah α = 5 %.
3.
Uji Koefisien Regresi
Persamaan regresi diuji dengan uji
keberartian rgresi linier berganda, baik secara simultan maupun
secara parsial dengan hipotesis statistik :
a. Uji
Hipotesis Koefisien Regresi Model 1
Hipotesis Nol dan hipotesis alternatif untuk uji
hipotesis secara simultan dan parsial :
H₀ : β₁, β₂, β₃, β4, β5,
β6 = 0 :
Koefisien regresi faktor-faktor β₁, β₂, β₃, β4, β5,β6
sama dengan nol, artinya kontribusi faktor-faktor Inflasi (Y) : Jumlah
Uang Beredar M2 (X₁), Harga BBM (X₂), ICOR (X₃),
Suku Bunga Kredit (X4), Kurs (X5)
dan Terms of Trade (X6)
tidak berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Inflasi (Y).
Ha : β₁, β₂, β₃, β4, β5,
β6 = 0 :Koefisien
regresi β₁, β₂, β₃, β4, β5,
β6 tidak sama dengan
nol, artinya kontribusi faktor-faktor β₁, β₂, β₃, β4, β5,
β6,. Jumlah Uang Beredar M2 (X₁), Harga BBM (X₂), ICOR (X₃), Suku Bunga Kredit (X4), Kurs (X5)
dan Terms Of Trade (X6)
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Inflasi (Y).
b. Uji Hipotesis Koefisien Regresi Model 2
Pengujian hipotesis koefisien
regresi Inflasi terhadap Investasi AsingLangsung (FDI) :
H₀ : βy= 0: Koefisien regresi Inflasi βy,
sama dengan nol, artinya kontribusi Inflasi (Y^) tidak berpengaruh
terhadap Investasi Asing Langsung / FDI(Z₁).
Ha : βy = 0: Koefisien regresi Inflasi βy, tidaksama dengan nol, artinya
kontribusi Inflasi (Y^) berpengaruh terhadap Investasi Asing Langsung/FDI (Z₁).
c. Uji Hipotesis Koefisien Regresi
Model 3
Pengujian hipotesis koefisien regresi Inflasi
Pengangguran:
H₀ : βy= 0 : Koefisien regresi βy,
sama dengan nol, artinya kontribusi Inflasi (Y^) tidak berpengaruh terhadap Pengangguran (Z2).
Ha : βy=
0 : Koefisien regresi βy tidak sama
dengan nol, artinya kontribusi Inflasi (Y^)
berpengaruh terhadap Pengangguran (Z2).
d. Uji
Hipotesis Koefisien Regresi Model 4
Pengujian hipotesis koefisien korelasi
Inflasi, Investasi Asing Langsung, dan Pengangguran terhadap Daya Beli
Masyarakat, secara simultan dan parsial :
H₀ : βy, βZ1,
βZ2 = 0 : Koefisien regresi Inflasi βy , Investasi
Asing Langsung (FDI) βZ1,dan koefisien regresi Pengangguran βZ2
sama dengan nol, artinya kontribusi Inflasi (Y^), Investasi Asing Langsung (Z1^),
dan Pengangguran (Z2^) tidak berpengaruh secara simultan dan parsial
terhadap Daya Beli Masyarakat (Z3).
Ha : βy,βZ1,
βZ2 = 0 : Koefisien regresi Inflasi βy, Investasi Asing
Langsung (FDI) βZ1, dan koefisien regresi Pengangguran βZ2 tidak sama dengan nol, artinya kontribusi Inflasi (Y^), Investasi Asing
Langsung (Z1^), dan Pengangguran (Z2^) berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap Daya Beli Masyarakat (Z3).
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel
secara simultan dengan menggunakan R2.
4. Uji Hipotesis Statistik
Uji hipotesis statistik pada
penelitian ini, dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut :
a.
Pengujian signifikansi secara simultan, digunakan
statistik : uji F.
b.
Pengujian setiap koefisien regresi secara parsial,
digunakan statistik uji t.
1. Uji Kelayakan Model
Berdasarkan panduan penelitian dari Kautsoyiannis (1990,hal. 29) dan Yuyun Wirasasmita (2012, hal.8),
bahwa karakteristik dari suatu model ekonometrik dapat digunakan untuk :
a.
Theoretical plausibility.
Apakah hipotesis-hipotesis dalam
model penelitian pasca estimasi dan pasca uji hipotesis, sesuai dengan
ekspektasi hipotesis pra-estimasi dan didukung oleh postulat atau teori yang
relevan.
b. Accuracy of estimates of the
parameters.
Apakah parameter-parameter hipotesis
atau model pasca estimasi dan uji akurat atau bersifat tidak biasa, dengan tingkat kesalah statistik
< (p-value = 0,05)
yang rendah
c. Explanatory ability.
Apakah model pasca estimasi dan uji
model memeliki kemampuan untuk menjelaskan hubungan antar fenomena ekonomi yang
menunjukan bahwa model memiliki standar eror estimasi (SE) yang rendah < 0,50 estimasi parameternya,
dimana Variance Error of Regression (SE² < Mean Squared of Regression SE
d. Forecasting ability.
Apakah model pasca estimasi dan uji
model memiliki kemampuan memprediksi keadaan dimasa mendatang, yaitu apa bila
koefisien diterminasi R² > 0,50
No comments:
Post a Comment