Jakarta,
20 Desember 2012
Francisca
Sestri Goestjahjanti
NIM:
01223259
Abstrak
Analisis terhadap
Struktur Pasar, Perilaku dan Kinerja Industri Kosmetik di Indonesia, sebagai
tugas akhir semester tahun 2012/2013 untuk mata kuliah Ilmu Ekonomi Mikro
lanjutan.
Penulisan paper ini, bertujuan untuk mengetahui
struktur pasar industri kosmetik di Indonesia. Perilaku perusahaan-perusahaan
yang terkonsentrasi di dalamnya baik berupa strategi pengembangan produk,
deferensiasi, biaya pemasaarn dan jangkauan distribusinya sampai usaha
menghalangi masuknya pemain baru (entry
barrier) yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dijelaskan
oleh perilaku industri, yang disajikan dalam bentuk Laporan laba Rugi dan
Neraca Keuangan-nya.
Pengumpulan data
penelitian melalui pengambilan data empiris dari Majalah, Media internet,
Literatur dan data perusahaan-perushaan yang sudah mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau go public.
Selama 5(lima) tahun terakhir. Metoda penelitian berupa studi pustaka.
Hasil penelitian dapat
disimpulkan, bahwa bentuk struktur pasar industri kosmetik di Indonesia adalah
oligopoli ketat (thight oligopoly), yaitu penentu harga dan yang memiliki market share tinggi hanya beberapa perusahaan
tiga sampai empat perusahaan. Strategi pengembangan produk, deferensiasi,
belanja iklan serta pengembangan distribusi penjualan, terus ditingkatkan. Mereka selalu
hati-hati dan menghambat pemain baru yang akan masuk dipasar kosmetik, walaupun
sulit meningkatkan pangsa pasar seperti yang dialami beberapa perusahaan kosmetik
dua tahun terakhir ini, disebabkan mengalirnya barang jadi (finish good) impor dari luar negeri
dengan segala kemudahannya, yaitu jalur ilegal yang sulit dihilangkan.
A.
Pendahuluan.
Kosmetik bukan hanya
soal urusan kecantikan yang biasa dikenal masyarakat luas dengan ditandai pemakaian
bedak dan lipstik yang biasa dipergunakan kaum hawa. Kosmetik adalah produk
farmasi yang digunakan diluar tubuh dan bukan katagori obat luar. Kosmetik sudah menjadi bagian kebutuhan sehari-hari
seperti shampoo, sabun mandi, odol, body lotion, pelembab kulit wajah,
wewangian, minyak pijat dan lain-lain. (Ketua PPA-K di RDPU dengan Komisi IX
DPR-RI 2010).
Sedangkan pandangan Badan POM, kosmetik merupakan barang
yang dipergunakan diluar tubuh manusia, yang ijin peredaran barang tersebut
dibawah Kemenkes dalam hal ini dikeluarkan oleh BPOM. (Sosialisasi Cara
pemakain kosmetik yang benar. Direktur penilaian obat, obat tradisional dan kosmetik,
9 Desember2010).
Di Indonesia dengan jumlah penduduk
sebesar 235 juta jiwa, merupakan pasar yang besar dan menjanjikan bagi
perusahaan kosmetik sesuai segmen yang dibidiknya. Menurut data perindustrian
terdapat lebih dari 700 perusahaan kosmetik dan kurang dari 10 yang sudah
mencatatkan sahamnya di BEI, merupakan industri kosmetika yang menyumbangkan
pendapatan nasional lebih dari 13 trilyun pada tahun 2011 (Pembukaan Pameran
Nasional Kosmetika & Obat Tradisional 19 Oktober 2012).
Pemain besar dengan merk
terkenal dan telah go public, di era
pasar bebas kawasan China dan Asean (CAFTA) saling berkompetisi untuk menjadi
pemain utama antara lain : PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT. Tempo Scan
Pacific Tbk (TSPC), PT. Tanco Indonesia Tbk (TCID) dan PT. Mustika Ratu Tbk
(MRAT). Sedangkan PT. Martina Berto tidak disertakan dalam penelitian karena
datanya baru 2 tahun terakhir dan masuk di kelompok lainnya (others).
Data-data penting tentang penjualan dan total aset mereka, tertera dalam
sajian tabel dan grafik, sesuai urutan kontribusinya.
Perilaku industri
kosmetik menunjukkan upaya-upaya dalam bersaing ketat, terutama ketiga atau ke-empat
urutan besar berkompetisi untuk menjadi pemain utama, strategi distribusi
melalui blocking tempat gondola di
toko modern apakah di minimarket, supermarket, hypermarket dengan biaya tidak
sedikit sebesar 15-18% dari total penjualan, di-masing2 toko modern. Belanja
iklan dimedia cetak dan elektronik dilakukan, deferensiasi produknya diciptakan
untuk menghambat para pemain baru masuk dipasarnya (entry barrier).
Pada akhirnya tujuan
perusahaan yaitu profit dan profitabilitas seperti, ROR (Reate of Return) dan ROI (Rate
of Investment) mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, yang dapat dipergunakan
untuk memperluas usahanya atau ekspansi.
B. Industri
Kosmetik di Indonesia.
Pengertian
sederhana, Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah, bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi
kegunaannya. Industri dalam konsep industri adalah kumpulan dari
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk sejenis misalanya industri
tekstil, sepatu, rokok dll.(BPS Semarang, 2002:96).
Sehingga
Industri Kosmetik di Indonesia, dapat diartikan sebagai kumpulan perusahaan,
yang menghasilkan produk kosmetik di wilayah Indonesia.
Seiring
diberlakukannya CAFTA (China Asean Free
trade Area) pada tahun 2010, maka perdagangan bebas dikawasan tersebut
berlangsung, semua barang yang masuk dikawasan itu biaya masuk adalah nol. Pada tahun berikutnya Harmonisasi
Asean untuk kosmetik juga diberlakukan, artinya setiap industri yang akan
memasarkan produk kosmetik ke kawasan Asean, tidak lagi menunggu ijin edar,
namun dengan keterangan notifikasi. Konsekuensi semua perusahaan kosmetik harus
menerapkan CPKB (Cara pembuatan Kosmetik yang Baik) dan mendapatkan Sertifikat
GMP (Good Manufacturing Practises)
yang membutuhkan biaya besar, dan sangat menyulitkan perusahaan skala kecil
(UMKM). Oleh sebab itu perusahaan-perusahaan kosmetik besar seperti yang telah
disinggung dalam pendahuluan, mereka menentukan harga pasar.
Perusahaan-perusahaan ini tergabung dalam Asosiasi Kosmetik Indonesia PPA-K
(Persatuan Perusahaan Asosiasi Kosmetika Indonesia) dan Perkosmi (Persatuan Perusahaan Kosmetik
Indonesia) guna memperjuangakan birokrasi bersih antara industri dan Pemerintah.
Contoh aktivitas tersebut ikut serta
pembahasan tentang “Notifikasi Kosmetik” yang dikeluarkan BPOM tahun 2011,
pembahasan RUU Perdagangan (masih dalam proses), Permendag No. 59 tahun 2010
tentang Ijin Impor Barang Tertentu, membuat peraturan Perdagangan No 53 Tahun
2007 Tentang “Penataan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko
Modern” dll.
Kumpulan
perusahaan kosmetik di Indonesia yang diteiliti adalah yang sudah go public yaitu telah mencatatkan
sahamnya di BEI, antara lain :
1.
PT.
Unilever Indonesia Tbk ( UNVR).
Perusahaan raksasa asal Eropa ini
bergerak dibidang industri kosmetik dan consumer goods, didirikan di Indonesia
pada tahun 1933 dengan nama NV. Lever di Batavia. Selanjutnya menjadi PT.
Unilever Indonesia pada tahun 1980. Selanjutnya mencatatkan saham perdananya di
Bursa Efek j
Jakarta pada tahun 1981. Data
penjualan tahun 2011 sebesar Rp. 23,469 trilyun, laba bersih Rp. 4,164 trilyun
dan total asetnya sebesar Rp. 10,482 trilyun.
2010-2011 :Bisnis pemurnian air Pureit,Dove, Skin care di Cikarang
2.
PT.
Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC)
Didirikan di Indonesia pada tahun 1970
dengan nama Schanchmie di Jl. Rasuna Said Kav. 3-4 Jakarta. Pabriknya terletak
di Kawasan Industri Cikarang Jawa Barat.
PT. Tempo Scan Pacific Tbk,
mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1994. The Tempo
Group adalah holding company yang
memiliki anak perusahaan yang bergerak dibidang farmasi , kosmetik, personnel care yang dipasarkan di
domestik dan manca negara, antara lain:
1. PT. Supra Ferbindo Farma
2. PT. Indonesia Pharmaceutical
Industries dll
Penjualan pada tahun 2011 sebesar Rp. 5,781
trilyun, laba bersih Rp. 586,362 milyar dengan total aset sebesar Rp. 4,250
trilyun.
3. PT. Tanco Indonesia Tbk (TCID)
Perusahaan
asal Jepang didirikan di Indonesia pada tahun 1971. Pada awalnya memproduksi
perawatan rambut , shampoo dll. Kemudian merambah ke wewangian dan kosmetik.
Berkedudukan
di Sunter Jakarta Utara dan pabriknya di Cibitung.
Merek-merek
utama yang dimiliki antara lain: Gatsby, Pixy, Pucell dll. Perseroan juga
memproduksi untuk grupnya yang berada di manca negara.
Penjualan
pada tahun 2011 sebesar Rp. 1,655 trilyun, laba bersih 140,038 milyar dengan
total aset sebesar Rp. 1,131 trilyun.
4. PT. Mustika ratu Tbk (MRAT)
Perusahaan
yang bergerak dibidang Jamu dan kosmetika, diidirikan oleh ibu Dr. BRA.
Mooryati Soedibyo di Jakarta Timur pada tahun 1978. Mengandalkan formula
berbasis bahan tradisional ramuan warisan budaya keraton. Perusahaan
mencatatkan saham perdananya (IPO) di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995.
Merk-merk
yang dimiliki antara lain: Mustika ratu, Puteri, Biocell, Ratumas, Bask, Taman
Sari, Moors dan Kenanga.
Anak-anak
perusahaan antara lain:
1. PT, Mustka Ratu Buana Internasional
2. Mustika Ratu Malaysia Sdn. Bhd.
3. PT. Paras Cantik Kenanga
Perusahaan
memiliki Spa Taman sari Royal Heritage di jalan Wahid hasyim Jakarta,
Dan. Menjual waralaba (Franchising) ke Malaysia, Bulgaria, Checoslovakia, Kanada,
Yogyakarta, Jawa
Barat, Makassar, Surabaya, manado, Bali,
Kalimantan, Bintan dan batam. Penjualan tahun 2011 sebesar Rp. 406,315
milyar,laba bersih Rp. 27,867 milyar dengan total aset Rp. 422 milyar.
Kelompok lainnya (Others) yang tidak diteliti antara lain,
P&G, Loreal, Purbasari,
Latulip,
Kino Care,Fanbo, Sinzui, Sayap Mas, Wardah,
Viva Kosmetika dll , diambil dari data
Kementrian Perindustrian
setelah dikurangi penjualan perusahaan-perusahaan yang sudah go public khusus kosmetik.
Tabel dibawah ini adalah data penjualan bersih selama 5
(lima) tahun terakhir sejak tahun 2007-2011 :
Tabel 1: Data penjualan Perusahaan
Kosmetik (Consumer Goods)
(dalam milyaran)
PT. Unilever
|
12.544.901
|
15.577.811
|
18.246.872
|
19.690.239
|
23.469.218
|
PT. Tempo Scan
|
3.124.072
|
3.633.789
|
4.497.931
|
5.134.242
|
5.780.117
|
PT. Tanco Ind
|
1.018.333
|
1.249.775
|
1.388.721
|
1.446.938
|
1.654.671
|
PT. Mustika Ratu
|
252.122
|
307.804
|
345.575
|
369.366
|
406.315
|
OTHERS
|
3.047.477
|
3.715.893
|
4.283.843
|
4.900.854
|
6.072.656
|
2007 2008 2009 2010
2011
Tabel 2. Data Total Aset
No.
|
Perusahaan
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
1
|
UNVR
|
5.333.406
|
6.504.736
|
7.484.990
|
8.701.262
|
10.482.312
|
2
|
TSPC
|
2.773.116
|
2.967.057
|
3.263.102
|
3.589.595
|
4.250.374
|
3
|
TCID
|
725.197
|
910.789
|
994.620
|
1.047.238
|
1.130.865
|
4
|
MRAT
|
315.997
|
354.780
|
365.635
|
386.352
|
422.493
|
C.
Struktur Pasar Industri Kosmetik di Indonesia.
Dari uraian dan gambaran
perusahaan-perusahaan kosmetik dalam istilah go public di kelompokkan dalam
daftar emiten “consumer goods”
tersebut, tentulah masing-masing akan melakukan riset dan pengembangan produk
serta perluasan pasarnya. Promosi dilakukan mengingat persaingan global sudah
berlangsung. Iklan terhadap merk
dagangnya dilakukan guna mendapatkan pengakuan dari konsumen dalam rangka
penguasaan pasar, yang diselenggarakan secara berkala oleh Majalah Swa (Brand
Award) dan pemeringkat merk lembaga survei Mars (Majalah Swa edisi khusus 2012)
dengan biaya yang tidak kecil jumlahnya.
Oleh
sebab itu akan mudah dipahami, bahwa berbagai bentuk pasar sejatinya berada
disekitar kita, membentuk suatu struktur pasar yang berbeda-beda.
Pengertian struktur pasar adalah,
keadaan pasar yang memberikan petunjuk tentang aspek-aspek yang memiliki
pengaruh penting terhadap perilaku usaha dan kinerja pasar, antara lain jumlah
penjual dan jumlah pembeli, hambatan masuk dan keluar pasar, keragaman produk,
sistem distribusidan penguasaan pangsa pasarnya. (PNK, Bab VI Struktur Pasar)
Beberapa
faktor yang mempengaruhi struktur pasar antara lain:
a. Internal :
1. Kemampuan untuk penguasaan pangsa
pasar (market share) yang dimiliki.
2. Concentratration, kelompok industri mana yang menjadi
konsentrasi bisnisnya.
b. Eksternal :
1. Jumlah Penjual dan pembeli (Supply dan
Demand)
2. Hambatan keluar dan untuk masuk Pasar (limited entry barriers)
3. Keaneka ragaman produk pesaing di
pasar.
4. Geografi dan sistem distribusi
produknya antara lain perubahan biaya pengiriman, mudah tidaknya area tujuan
pengiriman.
Tabel 3. Tipe-tipe Struktur Pasar
mulai monopoli sd Persaingan Sempurna
(Type
market of William C.Shepherd “ The Economics of Industrial Organization” )
Tipe Pasar
|
Besaran penguasaan
pasar
( Main Condition)
|
Contoh
produk
|
Monopoli
|
Tunggal 100 % kuasai pasar
|
Listrik ,telepon,air, bus dan kebutuhan pokok lainnya
|
Perusahaan Dominan
|
Satu Perusahaan bisa memiliki pangsa pasar 50-100.
Saingan sedikit
|
Sabun,koran,penerbangan
|
Oligopoli
.
Thight
Oligopoly dan
.
Loose
Oligopoly)
|
a.
The
big four memiliki total 60-100 % pangsa pasar dan penentu harga
b.
The
big four memiliki total kurang dari 40% dan seperti kartel
|
Tembaga, aluminium Bank Nasional,kosmetika (sabun)
dll
Furniture,komputer, majalah
|
Persaingan Monopolistik
|
Banyak kompetitor, memiliki pangsa sd 10 %
|
Toko eceran, Pakaian.
|
Persaingan Sempurna
|
Terdapat banyak kompetitor
|
Jagung, beras,gandum dll
|
Pengertian Oligopoli adalah gabungan
dari beberapa perusahaan besar yang mengendalikan pasar. Ditandai dengan urutan
pemegang market share paling tinggi, juga total aset serta laba yang dimiliki.
Concentration disini
adalah kelompok perusahaan yang memfokuskan diri dibidang kosmetik dan consumer goods.
Untuk
menentukan pasar tersebut jenis persaingannya dengan cara menghitung HHI
(Hischman- Herfindahl Index): menjumlahkan masing-masing
kuadrat market share
dari
perusahaan-perusahaan yang kita teliti sd market share ke n.
HHI=(Market Share1)²+(Market Share₂)²+(Market Share₃)²+...(Market Share n)²
Maksimum HHI adalah =(100%)²= 100 x 100 =
10.000
HHI < 1.000 maka pada pasar di posisi
Oligopoli biasa (loose Oligopoly).
HHI > 1.800 maka pasar di posisi Oligopoli ketat
(tight oligopoly).
(William C.Sheperd “ Market Structure of
The Economics of Industrial
Organization” Prentice- Hall 1990).
C.1.
Analisis Market Share :
Perhitungan dengan percentase penjualan terhadap total
penjualan industri kosmetik consumer goods yang telah go public dan lain-lain
diluar tersebut, maka akan didapat pangsa pasar pada periode tahun tertentu, sebagai
berikut:
Tabel 4.Perhitungan Market Share Perusahaan Kosmetik (Consumer
Goods)
Tahun 2007 – 2011
No
|
Perusahaan
|
2007
|
%
|
2008
|
%
|
2009
|
%
|
2010
|
%
|
2011
|
%
|
1
|
UNVR
|
12,544,901
|
62.77%
|
15,577,811
|
63.65%
|
18,246,872
|
63.44%
|
19,690,239
|
62.39%
|
23,469,218
|
62.78%
|
2
|
TSPC
|
3,124,072
|
15.63%
|
3,633,789
|
14.85%
|
4,497,931
|
15.64%
|
5,134,242
|
16.27%
|
5,780,117
|
15.46%
|
3
|
TCID
|
1,018,333
|
5.10%
|
1,239,775
|
5.07%
|
1,388,724
|
4.83%
|
1,466,938
|
4.65%
|
1,654,671
|
4.43%
|
4
|
MRAT
|
252,122
|
1.26%
|
307,804
|
1.26%
|
345,575
|
1.20%
|
369,366
|
1.17%
|
406,315
|
1.09%
|
5
|
OTHERS
|
3,047,477
|
15.25%
|
3,715,893
|
15.18%
|
4,283,843
|
14.89%
|
4,900,854
|
15.53%
|
6,072,656
|
16.24%
|
Total
|
19,986,905
|
100%
|
24,475,072
|
100%
|
28,762,945
|
100%
|
31,561,639
|
100%
|
37,382,977
|
100.00%
|
Berdasarkan data
perhitungan diatas, selama 5 (lima) tahun terakhir dari perusahaan-perusahaan
yang diteliti, maka secara ringkas hasil analisis market share per-
Perusahaan per tahun dapat dijabarkan dalam bentuk tabel dan grafik dibawah
ini:
Tabel 5. Market Share
Perusahaan-perusahaan Kosmetik (Consumer
Goods)
No
|
Perusahaan
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
1
|
UNVR
|
62,77%
|
63,65%
|
63,44%
|
62,39%
|
62,78%
|
2
|
TSPC
|
15,63%
|
14,85%
|
15,64%
|
16,27%
|
15,46%
|
3
|
TCID
|
5,10%
|
5,07%
|
4,83%
|
4,65%
|
4,43%
|
4
|
MRAT
|
1,26%
|
1,26%
|
1,20%
|
1,17%
|
1,09%
|
5
|
OTHERS
|
15,25%
|
15,18%
|
14,89%
|
15,53%
|
16,24%
|
Total
|
100%
|
100%
|
100%
|
100%
|
100,00%
|
Dari hasil analisis market diatas yang dijabarkan baik dalam bentuk
tabel maupun
grafik dari perusahaan-perusahaan kosmetik di
Indonesia dapat dijelasakan sebagai
berikut :
a.
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Pada tahun 2007 – 2011 Market share 62,77 %, 63,65 %, 62,39 %
dan 62,78% menunjukkan bahwa pada tahun 2007 pesaing Tempo scan menggeser
pasarnya. Hal ini terlihat pada tahun 2008 dan 2009 meningkat (63,65 %-62,77%)
sebesar 0,88 % karena Krisis keuangan di Amerika dimanfaatkan Unilever yang
berbasis di Eropa. Dan stabil di angka 62 % an. Merupakan pemimpin pasar yang
terus berinovasi. Bisa menuju ke pemain dominan.
b. PT. Tempo Scan
Pacific Tbk.
Pada tahun 2007-2011. Market Share 15,63%, 14,85%, 15,64%,
16,27%,15,46%
Pada tahun 2008 mengalami penurunan dari 15,63% ke posisi
14,85% sebab Unilever mulai mengejardan melakukan promosi untuk merebut pasar
yang hilang tahun 2007. Hingga terakhir di posisi 15,46%.
c. PT. Tanco Indonesia
Tbk.
Pada tahun 2007-2011. Market Share 5,10%, 5,07%, 4,83%, 4,65%
dan 4,43%.
Market share perusahaan ini makin lama menurun terus hingga
sd 4,43 pangsanya diambil oleh pemain-pemain baru baik dari luar maupun dari
domestik.
d. PT. Mustika Ratu Tbk.
Sebagai follower dari 3 besar sebelumnya, hanya berada
dibawah 2%, dan dua tahun terakhir menurun tinggal 1,09%. Pangsanya mulai
digeser oleh pesaing yang
terus mempelajari strateginya. Keadaan ini bisa membahyakan
kinerjanya.
e. Pelaku-pelaku usaha
lainnya yang jumlahnya > dari 500 perusahaan.
Kelompok ini jumlahnya besar tersebar di
Indonesia, bahkan sejak perdagangan bebas kawasan Asean-China, banyak sekali
ditemui pemain-pemain baru yang produknya dapat ditemukan dipasar ritel, baik
modern maupun tradisional.
Namun demikian, di
pasar industri kosmetik masih dikendalikan oleh tiga besar yaitu, Unilever
Indonesia, Tempo Scan dan Tanco Indonesia.
C.2. Analisis HHI (Hischman-Herfindahl Indexs).
Dari market share tiap perusahaan yang
terkonsentrasi dalam industri kosmetik di Indonesia, maka untuk mengetahui
struktur pasarnya, digunakan analisis Hirschman-Herfindahl
Indexs (HHI), dengan cara sebagai berikut :
HHI=(Market Share1)²+(Market Share₂)²+(Market Share₃)²+...(Market Share n)²
Maksimum
HHI adalah =(100%)²= 100 x 100 = 10.000
HHI
< 1.000 maka pada posisi Oligopoli biasa (loose
Oligopoly).
HHI
> 1.800 maka pasar di posisi Oligopoli ketat (tight Oligopoly).
Tahun
2007.
HHI
Four Companies =(62,77)²+( 15,63)²+( 5,10)²+(1,26)²
= 3.940,07+244,30+26,01+1,59
= 4.211,97
Tahun
2008.
HHI =(63,65)²+( 14,85)²+( 5,07)²+ (1,26)²
=4.051,32+220,52+25,71+1,59
=4.299,14
Tahun
2009.
HHI =(63,44)²+( 15,64)²+( 4,83)²+( 1,20)²
=4024,63+244,61+23,33+1,44
=4.294,01
Tahun
2010.
HHI =(62,39)²+(16,27)²+( 4,65)²+(1,17)²
=3.892,51+264,71+21,62+1,37
=4.180,21
Tahun
2011.
HHI =(62,78)²+( 15,46)²+( 4,43)²+( 1,09)²
=3.941,33+239,01+19,62+1,19
=4.201,15
Dari
tahun ke tahun selama lima tahun terakhir, HHI industri kosmetik > 1.800
dapat dipastikan bahwa pasar industri kosmetik berada pada persaingan Oligopoli.
C.3. Analisis Total Aset :
Dengan
membandingkan jumlah total aset yang dimiliki perusahaan-perusahaan ( Tabel 2) yang
tergabung dalam industri kosmetik, maka perusahaan dominan akan memiliki total
aset lebih dari 1 trilyun saat sekarang, dan cenderung tumbuh lebih dari 20 %
tiap tahunnya, menunjukkan industri yang ekspansif.
Pertumbuhan total aset dari industri
kosmetik di Indonesia adalah :
a.
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Pada tahun
2007 – 2011, selama lima tahun mengalami peningkatan
hampir dua
kali lipat.
Pada tahun
2011 dari 5,33 trilyun menjadi 10,48 trilyun, meningkat
sebesar 96,62 %.
b. PT. Tempo Scan
Pacific Tbk.
Pada urutan ke dua besar setealah
Unilever.
Pada tahun 2007-2011,
peningkatan total aset selama lima tahun
terakhir dari 2,77
trilyun menjadi 4,25 trilyun sebesar 53,43 %.
c. PT. Tanco Indonesia
Tbk.
Pada tahun 2007-2011,
peningkatan total aset selama lima tahun
terakhir dari 725,197
milyar menjadi 1,13 trilyun sebesar 55,82 %
d. PT. Mustika Ratu Tbk.
Pada tahun 2007-2011, peningkatan total
aset selama lima tahun
terakhir dari 315,99 milyar menjadi
422,49 milyar sebesar 33,70 %
e. Pelaku-pelaku usaha
lainnya yang jumlahnya > dari 500 perusahaan, tidak diteliti.
Sehingga struktur pasar industri kosmetik di Indonesia sangat
ditentukan oleh 3 pemain dominan yang memiliki total aset 1,13 trilyun hingga
10,48 trilyun, dan berada pada persaingan pasar Oligopoli.
D. Perilaku Industri (Conduct) Kosmetik di Indonesia.
Perilaku (conduct) mengacu pada
tindakan atau kebiasaan yang dilakukan perusahaan-perusahaan pada suatu kondisi
tertentu dan biasanya ditentukan oleh kharakteristik struktur industrinya (
Lypczynski, 2001 ).
Perilaku ialah kebiasaan
tentang apa yang dilakukan perusahaan terhadap harga-harga mereka, tingkat
produksinya, produk-produknya, promosi-promosi, dan variabel-variabel operasi
lainnya. Menurut Greer, perilaku bisa
dibagi dua kategori yaitu kategori harga dan bukan harga diantaranya
advertising, pengepakan, kualitas produk, dan lainnya. Greer ( 1980 )
Berdasarkan hubungannya dengan penguasaan pasar (Market Power) maka perilaku di bagi 3
yaitu :
a. Eksploitasi Market Power
Eksploitasi penguasaan pasar berarti perusahaan menggunakan
kondisi penguasaan pasarnya untuk meningkatkan keuntungan. Ada beberapa hal
yang berhubungan dengan eksploitasi market power ini yaitu :
·
Dalam hal
ini struktur mempengaruhi perilaku, contohnya struktur oligopoli di pasar
kosmetik akan menghasilkan perilaku oligopoli, struktur persaingan akan
menentukan perilaku persaingannya.Ini dilakukan oleh pemain besar industri
kosmetik Unilever untuk sabun wajah merk Ponds, dalam testimoni kepada
masyarakat jelas mengesampingkan merk lain. Menampilkan warna kulit pasca
pemakaian dan klaim bisa memutihkan kulit dalam sekian hari disertai uji
kliniknya.
·
Eksploitasi
bisa dilakukan dengan strategi non-harga. Contohnya bisa dilakukan dengan
menurunkan kualitas atau volume sehingga memotong beban produksinya. Dengan
harga yang sama maka keuntungan akan meningkat. Dalam industri kosmetik lainnya,
misalnya harga produk pembersih wajah tetap tidak naik namun volumenya
diperkecil, sehingga laba per ml nya akan meningkat. Ini dilakukan oleh
pemain-pemain lama di industri kosmetik.
·
Eksploitasi
ini dalam jangka pendek mungkin akan meningkatkan profit tetapi dalam jangka
panjang profit akan turun sejalan dengan masuknya perusahaan baru.
b. Ekspansi Penguasaan Pasar ( Expansion
of Market Power )
Ekspansi penguasaan pasar ini
memerlukan pengorbanan keuntungan dalam jangka pendek. Keuntungan akan meningkat kembali dalam jangka
panjang. Ekspansi penguasaan pasar ini berhubungan dengan Strategic
Behaviour. Strategic Behaviour ini memposisikan suatu
perusahaan secara fisik atau psikologi untuk mendorong, menghadapi ancaman,
atau sebagai reaksi terhadap pesaing, atau jika bisa mengeluarkan perusahaan
lainnya dalam pasar (F.M. Scherer, 1986 ).
Pemain-pemain oligopoli di struktur
pasar kosmetik di Indonesia, melakukan strategi ini, seperti halnya PT Unilever Indonesia yang telah mengakuisisi perusahaan kosmetik PT Sara Lee
Body Care Indonesia sejak tahun 2011, dinilai
memiliki arti penting bagi PT Unilever Indonesia, baik untuk saat ini maupun ke
depannya. Sekalipun kontribusi pendapatan Sara Lee masih kecil, namun menurut
Departemen Riset IFT, pendapatan yang dicatatkan Sara Lee tergolong cukup
besar. Mengasumsikan
penjualan Sara Lee mencapai 1,5% atas penjualan Unilever Indonesia di kuartal I
2012, maka pendapatan Sara Lee, yang disetahunkan diperkirakan mencapai Rp 400 miliar.
Begitu pula merk Pixy diambil alih oleh Tanco Indonesia,
pertumbuhan penjualan
bersih PT Mandom Indonesia Tbk 10,4% menjadi Rp 802 miliar dalam enam bulan
pertama 2011, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp726,35miliar.
Pertumbuhan penjualan bersih ini didukung dari penjualan produk Pixy yang turut naik 27,6% menjadi Rp239,30 miliar, dari sebelumnya Rp187,60 miliar. Sementara itu, Gatsby mencatat pertumbuhan sebesar 4,5% dari Rp272,54 miliar menjadi Rp284,90 miliar.
Pertumbuhan penjualan bersih ini didukung dari penjualan produk Pixy yang turut naik 27,6% menjadi Rp239,30 miliar, dari sebelumnya Rp187,60 miliar. Sementara itu, Gatsby mencatat pertumbuhan sebesar 4,5% dari Rp272,54 miliar menjadi Rp284,90 miliar.
Perilaku strategis ini memerlukan rencana jangka
panjang. Semua perilaku pesaing diperhatikan. Perusahaan dominan atau pemimpin
di pasar oligopoli bisa menggunakan strategi seperti dengan menggunakan
pasarnya yang luas, menjadi pertama di pasar, menggunakan biaya material yang
lebih murah seperti Unilever Indonesia dengan harga bahan regional sehingga di
Indonesia jatuhnya ongkos produksi lebih murah dari pesaingnya. Strategi yang
mengorbankan keuntungan jangka pendek ialah seperti predatory pricing dan entry limit pricing. Hal ini juga menunjukan bahwa perilaku
industri kosmetik mempengaruhi strukturnya .
c. Kombinasi Perilaku ( Eksploitasi dan Ekspansi )
Perusahaan-perusahaan besar
seperti Unilever, Tempo Scan, Tanco Indonesia dan Mustika Ratu juga menggunakan
strategic behaviour yang menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka
panjang, perilaku yang digunakannya kombinasi eksploitasi dan ekspansi
penguasaan pasar (Martin, 1988). Contoh dari
kombinasi perilaku ini ialah Perjanjian eksklusif (antara Distributor dan
Produsen) hal ini dilakukan oleh Mustika Ratu dan lainnya pemain dominan dengan
memberikan incentive pencapaian target penjualan + 1% , bahkan ada yang
memberikan tambahan incentive 2% untuk Distributor luar pulau atau jalan-jalan
ke luar negeri. Penerapan kebijakan perilaku ini tergantung pada kondisi yang
dihadapi perusahaan.
Menurut Lipczynski dan
Wilson ( 2001), Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan perilaku
industri ini yaitu :
1. Policy Objectives
Tujuan perusahaan akan
sangat menentukan perilaku yang akan diambil perusahaan. Tujuan perusahaan misalnya meningkatkan keuntungan,
meningkatkan penjualan. Keseluruhan tujuan perusahaan akan menentukan strategi
harga dan non-harga.
2. Pricing Objectives
Strategi harga yang diterapkan oleh suatu perusahaan
atau industri tergantung pada struktur industrinya itu sendiri. Pada pasar
persaingan sempurna, harga produk berada pada tingkat kompetitifnya ( di mana
harga sama dengan biaya marjinal ), sementara pada pasar monopoli, harga berada
di atas biaya marginalnya. Strategi harga ini contohnya : kolusi harga,
biaya marginal, pemimpin harga, dan lainnya.
3. Marketing Strategy
Beberapa strategi memasukan
differensiasi produk dari berbagai jenis sehingga membedakan produknya dengan
perusahaan lain. Sangat penting bagi industri
kosmetik mis. Minyak Zaitun Mustika Ratu dengan biji-bijian.
4. Penelitian dan Pengembangan ( R & D )
Menurut mazhab Austrian,
penelitian dan pengembangan mendorong peningkatan teknikal melalui
pengenalan produk dan proses baru yang mendorong evolusi industri dari satu
negara ke negara lain. Terutama untuk industri kosmetik di Indonesia riset
tentang trend warna untuk pemulas bibir, eye shadowdan blush on. Begitu juga
pasar cologne remaja yang selalu berubah-ubah, hampir seluruh pemain besar
melakukan penelitian pengembangan melalui lembaga riset AC-Nielson, Mars dll,
dengan biaya besar.
E. Kinerja
Industri Kosmetik di Indonesia.
Kinerja perusahaan merupakan suatu
ukuran tertentu yang digunakan oleh
entitas
untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba. Kinerja perusahaan adalah
kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kegiatan operasionalnya (Payatma, 2001
dan Carolina, 2007).
Kinerja
industri kosmetik, merupakan wajah dari rangkaian kegiatan operasional, yang
disajikan dalam bentuk laporan keuangan perusahan-perusahaan yang
terkonsentrasi di industri tersebut. Laporan kinerja perusahaan berupa “Laporan
Laba Rugi” dan “Neraca” pada periode tertentu bulanan, kuartalan dan tahunan.
Untuk mengukur seberapa besar baik
buruknya kinerja industri kosmetik dan memeiliki market power yang tinggi, tidak
lepas dari efisiensi biaya dan pemantauan
kontrol efektifitas masing-masing perusahaan yang tergabung dalam industri
kosmetik itu sendiri.
Di
Indonesia sendiri beberapa pemgukuran kinerja industri adalah profitabilitas
perusahaan. Sebagai contoh : hasil riset Majalah Ekonomi edisi Desember
“Indonesia Best Companies 2012” bahwa total aset, net profit merupakan salah
satu indikator penentu apakah perusahaan tersebut masuk katagori best company atau tidak.
Analisis kinerja industri kosmetik di
Indonesia yang diteliti adalah, PT.Unilever Indonesia Tbk, PT. Tempo Scan
Pacific Tbk, PT. Tancho Indonesia Tbk dan PT. Mustika Ratu Tbk dapat dihitung
dengan cara :
1.
Price-Cost
Margin = Net Profit/Net
Sales
2.
Return
on asets (ROA) = Net Income/Total Aset
3.
Rate
Of Return (ROR) = Net
Income/Equity
Berdasarkan
data laporan keuangan selama 5 tahun terakhir (terlampir) dan analisis
profitabilitas dengan rumusan diatas maka didapat hasil perhitungan berikut :
Tabel 6 : Hasil Perhitungan Price-Cost
Margin, ROR dan ROA Tahun 2007-2011
No.
|
Prsh
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
||||||||||
Price - Cost
|
ROR
|
ROA
|
Price - Cost
|
ROR
|
ROA
|
Price - Cost
|
ROR
|
ROA
|
Price - Cost
|
ROR
|
ROA
|
Price - Cost
|
ROR
|
ROA
|
||
1
|
UNVR
|
15.66%
|
72.98%
|
36.84%
|
15.45%
|
77.64%
|
37.01%
|
16.68%
|
82.21%
|
40.67%
|
17.20%
|
83.72%
|
38.93%
|
17.74%
|
113.13%
|
39.73%
|
2
|
TCPC
|
8.91%
|
13.16%
|
10,04%
|
8.82%
|
14.34%
|
10.81%
|
8.00%
|
14.94%
|
11.03%
|
9.52%
|
18.77%
|
13.62%
|
10.14%
|
19.25%
|
13.80%
|
3
|
TCID
|
10.92%
|
16.51%
|
15.34%
|
9.26%
|
14.07%
|
12.61%
|
8.97%
|
14.15%
|
12.53%
|
8.96%
|
13.86%
|
12.55%
|
8.46%
|
13.72%
|
12.38%
|
4
|
MRAT
|
4.41%
|
3.98%
|
3.52%
|
7.24%
|
7.34%
|
6.28%
|
6.08%
|
6.64%
|
5.75%
|
6.61%
|
7.23%
|
6.32%
|
6.86%
|
7.77%
|
6.60%
|
F. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan
mengenai perilaku industri dalam struktur pasar yang mempengaruhi kinerjanya,
dikarenakan adanya ketidak sempurnaan pasar, artinya ada persaingan yang tidak
sempurna dalam kegiatan bisnis. Dan sebenarnya berkaitan dengan faktor resiko.
Penyebabnya antara lain ketidak sempurnaan informasi, kurang kapabilitasnya
manajemen mengakibatkan resiko tidak tercapainya target yang ditetapkan.
Oleh karenanya, dalam persaingan
tidak sempurna, ada resiko kalahnya persaingan dan masuknya pemain baru. Tetapi
profit, penjualan, total aset yang tinggi dimiliki 3 besar pemain Industri
Kosmetik di Indonesia yaitu PT. Unilever Indonesia Tbk, PT. Tempo Scan Pacific
Tbk, PT. Tanco Indonesia Tbk saat ini, akan mengantisipasi perubahan pasar
tersebut.
Profit besar ini,
kemungkinan hanya dalam jangka pendek, menengah. Dalam jangka panjang akan ada
perusahaan baru yang masuk. Namun, pada umumnya perusahaan yang telah mempunyai
profit yang tinggi senantiasa berusaha untuk mempertahankan tingkat keuntungan
yang tinggi dengan menerapkan berbagai rintangan masuk ( entry barriers
) bagi pendatang baru.
Dari analisis struktur
pasar, perilaku dan kinerja industri kosmetik tersebut diatas, dapat disimpulkan :
1. Struktur Pasar Industri
Kosmetik Consumer Goods yang diteliti merupakan bentuk pasar Oligopoli ketat
(tight oligopoly) dimana HHI dari
tahun ke tahun meningkat dan besarnya > 1800. Perkembangan 5 tahun terakhir
pasar ditentukan oleh pemain besar PT. Unilever memiliki pangsa pasar 62,78 %,
total aset sebesar 10,48 trilyun dan menjadi dominan diantara 3 (tiga) besar
yang pangsa pasarnya menurun, mulai dimasuki pendatang baru. PT. Mustika Ratu
yang ada diurutan ke 4, pangsa pasarnya mulai terkikis oleh pendatang baru,
walupun total asetnya meningkat.
2. Perilaku industri kosmetik
di Indonesia yang mempengaruhi kinerja industri antara lain, pemain dominan
tiga besar baik secara ekspansi pasar maupun strategi non harga kemampuan
manajemen mereka sangat tangguh. Usaha-usaha
deferensiasi produk, riset dan pengembangan pasar, kepemilikan jaringan
distribusi yang luas, kolaborasi dalam asosiasi industri kosmetik ikut serta
dalam pembuatan peraturan perdagangan, belanja iklan yang tinggi sebagai sarana
mempertahankan posisi pemimpin pasar (price
maker). Ketepatan informasi pasar tidak kalah penting untuk dicermati
seperti masuknya pemain baru (others)
yang terjadi dua tahun terakhir 2010-2011 di Industri Kosmetik market
share mereka meningkat dari 15,53% menjadi 16,24%, sangat menentukan
kinerja industri yang harus dicermati, khususnya oleh Mustika Ratu yang
memiliki market share kurang dari 2
%.
3. Kinerja Industri Kosmetik di
Indonesia :
Dari hasil
perhitungan ratio keuangan pengukuran kinerja sejak 2007 sd 2011. Unilever
menduduki
urutan pertama. Sebagai perusahaan dominan, di pasar kosmetik,mendapatkan
Best Company 2012 dari Majalah Warta Ekonomi katagori “The beggest Return on Equity”.
Scan
Pacific, ke tiga Tancho Indonesia rasio-rationya sedikit menurun yang berarti
ada
pesaing yang
mengambil pangsanya. Sedangkan Mustika Ratu yang terlihat stagnan 5 (lima)
tahun
terakhir, menunjukan pergeseran peta persaingan dan masuknya pemain baru
di
pasar
kosmetik. Dibawah ini hasil ratio profitabilitas industri kosmetik di
Indonesia:
-PT. Unilever Indonesia Tbk
Tahun 2010 Tahun
2011
Price-Cost Ratio = 17,20% 17,74%
ROR
= 83,72% 113,13%
ROA = 38,93%
39,73%
-PT. Tempo Scan Pacific Tbk
Tahun 2010 Tahun
2011
Price-Cost Ratio =
9,52% 10,14%
ROR =18,77% 19,25%
ROA =13,62%
13,80%
-PT. Tanco Indonesia Tbk
Tahun
2010 Tahun
2011
Price-Cost Ratio = 8,96%
8,46%
ROR
= 13,86% 13,72%
ROA =12,55% 12,38%
-PT. Mustika Ratu Tbk.
Tahun 2010 Tahun
2011
Price-Cost Ratio = 6,61% 6,68%
ROR
= 7,23% 7,77%
ROA = 6,32% 6,60%
G. Daftar Pustaka
1. Kementrian Perindustrian, Badan POM
“Sosialisasi pemakaian kosmetik yang
benar “ Jakarta, 09 Desember
2010
2. Ketua PPA – K (Persatuan Perusahaan
dan Asosiasi Kosmetik Indonesia ) dan Komisi IX DPR-RI “RDPU aturan rumah sakit, obat
tradisional dan kosmetik dan hambatan
peraturan tentang ijin produksi” Gedung Nusantara 1. Jakarta 2010
3. Media Indonesia “Pembukaan Pameran Obat Tradisional & Kosmetika Nasional”.
Jakarta, 17 Oktober 2012
4. Internet. “Data Profile & Corporate Action PT. Unilever Indonesia Tbk”.
2012
5. Internet. “Data Profile & Corporate Action PT. Tempo Scan Pasific Tbk”. 2012
6. Internet. “Data Profile & Corporate Action PT. Tanco Indonesia, Tbk”. 2012
7. Corporate Secretary PT. Mustika Ratu
Tbk. “Laporan Keuangan 2007– 2011”. Jakarta
2012
8. Majalah SWA “Edisi khusus Best Brand Award 2012“. Jakarta 2012
9. Majalah Warta Ekonomi edisi no. 25 “Indonesia Best Companies 2012” Jakarta
2012
10. Prof. Dr. Sudarsono MSc, “Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro”, Jakarta
1995
11. William C.Sheperd “ The Economics of Industrial Organization” Prentice- Hall 1990
12. Putra Center. Net “ About Economics,
Law,City Planing and Learn Language On Line
“ Juli 2009
13. Dwi Wahyu Sulistyo Utomo (
0910480050), “Analisa struktur pasar produk rokok di indonesia“ 2012
14. PNK
“Pengantar Ilmu Ekonomi“ Kurikulum
2007, Internet 2012
15. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan “Green Economy” LIPI, Vol.XIX (2), 2011
H. Lampiran
:
1. Neraca Keuangan tahun 2007-2011
2. Laopran Laba Rugi tahun 2007-2011
3.
Indonesia Best Companies 2012 (Versi Majalah Warta Ekonomi).
No comments:
Post a Comment