Monday, June 7, 2021
PANDAMPINGAN UNS DAN LPER KEPADA "ABIA ART" UKM JAMBU KULON KLATEN
Dampaknya Pandemi Covid-19 membuat sebagian sektor usaha yang kesulitan serius baik korporasi maupun UMKM sampai pada tahap pengurangan tenaga kerja. Indonesia sendiri sampai akhir tahun 2020 tingkat penganggurannya bertambah 2,6 juta akibat pandemi tersebut. Adapun sektor-sektor terdampak adalah Pariwisata, Transportasi, Industri olahan termasuk kerajinan dan properti seperti yang dilansir KADIN Indonesia Oktober 2020. Sehingga pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatat minus 3,2 % masih lebih baik dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia hingga minus 12 %
Abia Art salah satu rekananan dan binaan LPER Klaten adalah UKM bergerak bidang Kerajinan bambu berkedudukan di desa Jambukulon,Desa Jambu Kulon Kec.Ceper, kabupaten Klaten terdampak dan sempat terhenti produksinya selama 1 tahun karena terkendala pasokan bahan baku dan mandegnya ekspor ke Australia,Itali dan Suriah. Maka LPER mengadopsi konsep ABG + C (Academic, Businesss, Government dan Community)mencari terobosan menggandeng Perguruan Tinggi UNS Solo dengan program Maching Fund untuk membantu membangkitkan kelesuan ini.
Menurut inisiator matching fund Prof.Dr.Rahmawati, M.Si.,Ak. selaku ketua Prodi Program Doktor FEB UNS, dalam pembukaan program pembinaan UMKM pada tanggal 31 Mei 2021 di Klaten, menrangkan "Tujuan mengimplementasikan kajian mitra Perguruan Tinggi terhadap sentra bisnis kerajinan bambu di Jambukulon, Klaten dengan menitikberatkan pada model pemberdayaan pemasaran digital yang berorientasi pasar, penataan manajemen keuangan yg tepat, bisnis berorientasi inovasi desain produk,dan menggunakan teknologi yang tepat sesuai perubahan lingkungan untuk industri kerajinan bambu di desa Jambukulon,Ceper, Klaten.
Ketua peneliti Rum Handayani ( dari Fakultas Sastra UNS), mengatakan "desain dan inovasi kerajinan bambu yang saat ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar baik domestik maupun pasar ekspor agar saat pandemi bisa menjadi solusi kegiatan produksi yang memiliki deferensiasi, keuniqan untuk kemudian memasarkan kepada pelanggan baik dalam maupun luar negeri dengan peningkatan daya saing.
Francisca Sestri, Sekjen LPER dan juga anggota tim peneliti mengungkapkan, "dalam era digital bisa membantu dunia usaha yang baru tertekan dengan pendampingan manajemen yang terkait dengan digitalisasi suatu keniscayaan, melalui kerjasama kemitraan dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan),atau Lembaga Keuangan lainnya menjadi pilihan alternatif. Program kemitraan ini untuk pelatihan,bantuan peralatan yang dibutuhkan saat pandemi adalah langkah tepat. Tujuannya mendorong ekspor berupa produk kreatif yaitu:hiasan yang di painting dilukis model batik, meja kursi, tempat tidur dll dan pada akhirnya dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Ketua LPER Klaten Nurdin menyambut gembira kerjasama kemitraan antara Akademik yaitu UNS Solo dan Abia Art sentra bisnis kerajinan bambu, dalam upaya keluar dari keterpurukan ekonomi,ia berharap kerja sama ini bisa berlanjut secara kontinyu.
Acara Pembukaan Program Matching Fund dihadiri Rektor Universitas Islam Batik Surakarta, Trimanto pemilik Abia Art dan beberapa Pengusaha Batik untuk memberikan pelatihan awal membatik bebek-bebekan kerajinan bambu desa Jambukulon, Ceper Klaten.
Secara terpisah Tantri Relatami Dewas RRI merangkap Dewan Pembina LPER, memberikan apresiasi kepada Cabang Klaten yang terus menerus mencari terobosan dengan inovasi produknya sehingga mampu menembus pasar global. Kolaborasi dengan stakeholder guna memperluas jaringan bisnis untuk memajukan industri dalam negeri, terutama saat pandemi sekarang ini, pungkasnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment