Tuesday, February 2, 2021

DUNIA KECAM PENANGKAPAN AUNG SAN SUU KYI PEMENANG PEMILU MYANMAR

Negara-negara pada sibuk melakukan penanggulangan pandemi Covid-19 yang diawal tahun 2021 belum juga memberikan tanda-tanda menurunnya angka penyebarannya. Baik di Negara Amerika, Eropa, Asia dan Australia dll para pemamangku kekuasaan turun tangan untuk mencegah penyebaran Covid-19 hingga kegiatan vaksinasi dengan biaya tidak sedikit. Akibat dari pandemi tersebut pertumbuhan ekonomi global negatif sebesar - 4,20 persen dari target 3,3 persen. Ditengah ketidakpastian dunia ini, geger dari arah Myanmar bahwa pemenang pemilu November 2020 dari Partai Liga Nasional (NLP) pimpinan Aung San Suu Kyi yang menang telak atas Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan (USDP) yang didukung militer.
Partai NLP menguasai 346 kursi di Parlemen sedangkan USDP hanya 25 kursi,dan sisanya sekitar 15 kursi dikuasai etnis Shan. Pihak Militer dan parati USDP berang dang menganggap pemilu ini curang dan minta dilakukan pemilihan ulang, namun Komisi Pemilihan Umum menolak dan menyetujui kemenangan Suu Kyi, dan rakyat berevoria gembira (Seperti yang dilansir voaindonesia.com) Rupa-rupanya buntut dari kemelut politik di negara Yunta Militer ini terus berkecamuk,disela-sela dunia baru meradang karena serangan virus korona,sehingga berita perseteruan Militer dan Pemerintah sipil dibawah presiden Win Myint serta penasihat negara Aung San Suu Kyi nyaris tidak terendus media, alias luput dari berita yang lagi nge- hit. Pada tanggal 1 Februari 2021 ontran-otran dan meruncingnya pertikaian politik antara Militer dan pemerintah Myanmar tersebut berujung pada kudeta penangkapan dengan menggerebek Aung San Suu Kyi dan kawan-kawan senior Partai NLP, serta presiden Win Myint ikut serta diciduk.
Protes rakyat terjadi dengan membawa poster icon Suu Kyi saat mengahadapi sidang kemanusiaan di Denhaag atas kasus Rohingya,untuk menunjukkan bahwa pemilu 2020 tersebut adalah sah, dan harus memerintah periode ke-dua mendatang(tribunnewswiki.com). Dunia yang selama ini masih menikmati hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Amerika Serikat,dengan kemenangan Joe Biden yang menyejukkan semua berharap dunia lebih tenang tanpa ketegangan Perang Dagang China vs Amerika Serikat,tiba-tiba militer myanmar mengambil paksa kekuasaan selama 1 tahun sebagai keadaan darurat dari pemerintahan sipil pemenang pemilu November 2020 lalu, menjadi terkaget-kaget. Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden, mengecam tindakan kontra demokrasi dan mengancam akan menerapkan sanksi usai kudeta militer Myanmar tersebut(Kompas.om).
Sedangkan negara-negara barat mengecam keras sikap militer Myanmar dan meminta membebaskan Aung San Suu Kyi,dan menghormati demokrasi hasil pemilu yang sudah diumumkan KPU Myanmar.Untuk ASEAN seperti biasa ada yang menentang kudeta militer tersebut, tetapi ada juga yang bersikap diam. Indonesia sendiri melalui laman Kementerian Luar Negeri memberikan masukan dan menghimabau agar Myanmar menjunjung hukum yang berlaku dan komitmen untuk pemerintahan yang baik, demokratis dan konstitusional. Dunia akan mengiringi perjalanan setiap negara, dan tentunya Tokoh Kisah nyata The Lady yang ayahnyapun meninggal dengan tragis.Demikian dirinya dipenjara sebagai tahanan politik dalam waktu lama ini, segera menghirup udara segar dan mendapat haknya secara konstitusional dan demokratis. Catatan : Foto-foto diambil dari:1.Voaindonesia.com,2.Wahananews.co, 3.Tribunnewswiki.com 4.Kompas.com

No comments: