Buku dan artikel adalah pusat informasi yang terjilid dalam urutan cerita, untuk dibaca, dipelajari, dan dimaknai. Maka buku dan artikel menjadi bermakna ketika dapat digunakan dan bermanfaat bagi pembacanya. Banyak artikel yang terdistribusi baik secara phisik maupun soft copy yang belum tentu memberikan makna bagi pembacanya, alih-alih bermanfaat karena isinya berupa ujaran kebencian, ajakan bermusuhan dan lain-lain hingga sikap arogansi dan semena-mena contoh : Si A kafir masuk neraka, intimidasi terhadap kaum tertentu karena beda pendapat dan lain sebagainya.
Untuk kali ini buku yang didapat LPER (Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat) langsung dari sang penulis terkenal dan memiliki pemikiran jauh kedepan dari apa yang tertera dalam dasar negara Indonesia yaitu PANCASILA. Dan sudah didistribusi ke beberapa kalangan seperti Rektor UGM, Rektor UNS, Ekonom Prof. Sri Adiningsih, Deputy Gubernur Senior BI,Rektor IKIP Siliwangi, Kepala LLDIKTI 4, Rektor UNS, Ketua Dewan Pembina LPER Dr. Benny Pasaribu dan lain-lain para dosen muda. Tentang penulis buku tersebut biasa disebut kang Yudi Latif cendekiawan muslim yang besar namanya saat di Paramadina bersama guru dan tokoh cendekiawan Cak Nurcholis Majid. Buku itu berjudul "Pendidikan Berkebudayaan" suatu karya yang merupakan penyejuk saat dahaga ketika krisis budaya terjadi dalam memaknai, menjalankan pendidikan kepada orang lain? Kenapa dalam mendidik itu harus berbudaya,harus meng copy paste dari dedikasi pemikiran Ki Hajar Dewantoro dan semua sila Pancasila untuk dilaksanakan secara holistik. Maka histori, konsepsi dan aktualisasi pendidikan transformasi akan terwujud, menurut kang Yudi Latif panggilan akrab sang penulis.
Mengapa ICMI dan PGRI Jawa Barat mengangkat tema yang mirip dengan cerita dan suasana buku tersebut ? sebuah narasi kebangsaan yang sangat pas yaitu "Pancasila dalam Reformasi Pendidikan untuk Indonesia Emas 2045" sebuah terobosan kaum nasionalis dibagikan kepada umum, civitas akademika hampir 1000 peserta zoominar hingga link on off saking kebanyakan peserta. Para nara sumber yang sudah tidak asing lagi : Yudi Latif, MA., Ph.D. (Direktur Eksekutif, Reform Institute dan Ketua PSIK Indonesia). Prof. Dr. Heris Hendriana, M.Pd.(Rektor IKIP Siliwangi dan Dewan Pakar PGRI Jabar) Kol.Tek.Dr. Hikmat Zakky A, S.Pd., M.Si. (Lemhanas RI) yang memaparkan bahwa Indonesia sebagai tubuh manusia secara utuh, maka tidak bisa berjalan sendiri-sendiri dan Pendidikan berperan sebagai vitamin agar pembangunannya berjalan dengan baik.
Acara yang sangat bagus ini dibuka oleh Prof.Dr. H. Muhammad Najib M.Ag. Selaku Ketua ICMI Jabar dengan moderator Drs. Maman Sulaeman, M.Si. Antusiasme para pendidik dan peserta didik mewarnai acara zoominar yang diinisiasi oleh Heris Hendriawan dan memberikan pencerahan dan sekaligus komitmen ICMI Jabar untuk meletakkan Pancasila dalam koridor mereformasi pendidikan agar terus berkelanjutan secara adaptif dan terus menerus, hal ini nyambung dengan tulisan-tulisan Kang Yudi Latif.
Usai mengikuti acara zoominar yang digelar saat itu tanggal 27 Nov 2020, Sekjen LPER Dr. Francisca Sestri dalam rangkaian diskusi terpisah dengan Yudi Latif P.hD. dan Prof. Dr. Heris Hendriana tentang Reformasi Implementasi Pancasila. Hal ini memang relevan, karena ada yang terputus missing link dalam tata kehidupan sekarang di Negara tercinta ini. Pembelahan pemikiran terjadi sejak pemilihan Presiden 2014, berlanjut ke Pilgub DKI 2017 hingga Pilpres 2019 hingga saat ini terasa aroma antara perbedaan khususnya agama menjadi senjata percaturan kekuasaan hingga Pancasila menjadi miskin implementasinya. Nah itulah ide Sekjen LPER agar ada Revolusi Implementasi Pancasila yang sebenar-benarnya. Agar Pendidikan berbudaya tercipta di bumi Indonesia tercinta dan masyarakat akhirnya bisa hidup tenteram dan damai (sestri).
No comments:
Post a Comment