Rapat Koordinasi yang diinisiasi oleh Komite
Ekonomi
Dan Industri Nasional (KEIN) Pokja Pangan, Industri Pertanian dan Kehutanan
diselenggarakan pada tanggal 14 Februari 2019 dihadiri oleh Kepala-kepala Dinas
Terkait yaitu Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas
Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Koperasi dan UMKM, dan Dinas Penanaman
Modal. Perwakilan Petani, Pelaku Usaha dan Asosiasi termasuk LPER (Lembaga
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat).
Menurut bapak Taj Yasin Maimoen Wakil Gubernur
Jawa Tengah, yang hadir sebagai keynote speaker mengatakan, bahwa Dinas
Pertanian dan Perkebunan memiliki produk unggulan antara lain kopi, tembakau, tebu,
kelapa, Karet, teh, cengkeh dll. Hasil produksinya terus meningkat terutama
kopi. Pada tahun 2018 hasil kopi sebesar 17.456 ton naik 15,62 % dari tahun 2017 sebesar 15.097 ton, masih didominir
jenis kopi robusta. Kopi dari daerah Wonosobo ini, sudah ekspor ke Eropa dan
negara lainnya.
Sedangkan Dr. Ir. Benny Pasaribu M.Ec. Ketua
Pokja Pangan, Industri Pertanian dan Kehutanan dari KEIN, mengatakan pemerintahan
pak Jokowi sudah membangun infrastruktur pedesaan guna meningkatkan potensi
industri pertanian apalagi sektor Koperasi dan UMKM diberikan bunga pinjaman
KUR yang rendah hingga 7 persen, dalam sejarah di Indonesia. Berharap industri
pertanian dan perkebunan Jawa Tengah ini bisa terus digenjot sebagai produk
unggulan, seperti kopi, buah-buahan, kelapa, coklat, tebu, dll dan bisa
memasarkan sampai dengan tujuan ekspor.
Namun dalam rakor tersebut, ada pelaku usaha petani tebu yang
mengeluhkan kurangnya lahan pertanian untuk menyuplai pabrik gula, sehingga hal
ini menjadi peluang pedagang tertentu untuk impor karena pasokan dari petani semakin
berkurang, dan mohon KEIN bisa membantu jalan keluarnya.
Sekjen LPER Francisca Sestri didampingi Bakri
Maulana Ketua Harian LPER, yang hadir diacara diskusi tersebut, menggarisbawahi, bahwa petani juga berpotensi menjadi pelaku usaha Koperasi
dan UMKM, maka langkah pemerintahan pak Jokowi menurunkan pajak dari 1 persen
ke 0,5 persen sudah tepat. Dan LPER juga terus mendorong Asosiasi lainnya untuk mengajukan
penurunan pajak dari 0,5 persen ke 0,25 persen untuk UMKM.
Sebagai penutup acara, dari Distanbun bapak Harjuli
memaparkan permintaan Ketua LPER Banyumas Joni Rosmanto tentang pengajuan alat
pertanian (pemipil jagung dan traktor untuk perkebunan singkong yang diolah
menjadi oyek dan makanan/ home industry) sudah diterima pak Gubernur langsung dan sekarang baru dikaji Dinas terkait
untuk diverifikasi dan semoga tidak ada kendala pungkasnya. (Ses).
1 comment:
Halo semuanya, ini adalah Cara mendapatkan pinjaman darurat sebesar € 30.000 dalam 24 jam untuk memulai bisnis saya sendiri dari layanan online pinjaman internasional, hubungi email perusahaan untuk pemrosesan pinjaman Anda jika Anda tertarik:
email: atlasloan83@gmail.com
WhatsApp: +1 (443) -345-9339
Post a Comment