Thursday, March 18, 2021
KERJASAMA FISIP UNSOED DAN LPER BANYUMAS TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI SAAT PANDEMI
Pandemi Covid-19 belum juga menghilang dari kehidupan manusia,namun tata kehidupan baru di Era ini terus mengingatkan bahwa kita perlu mengutamakan daya tahan tubuh agar tingkat imun tetap tinggi, melalui konsumsi viatamin dan jamu (bahan tanaman kesehatan) yang dianjurkan oleh dokter atau ahli kesehatan. Disamping itu mematuhi protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Pemerintah yang sudah berupaya melakukan penanggulangan penyebaran pandemi Covid -19 dengan melakukan kegiatan vaksinasi baik kepada presiden dan tenaga kesehatan serta para manula, kemudian diikuti oleh yang lain.
Disaat seperti ini para pelaku usaha dan UMKM juga sudah mendapatkan stimulus dari pemerintah melalui Program yang dikoordinir Menko Perekonomian RI sejak Oktober 2020,hingga ke desa-desa. Namun demikian UMKM khususnya para perempuan tangguh tetap menjadi tumpuan dari percepatan pemulihan ekonomi seperti para pedagang kaki lima, petani, dan ibu-ibu yang membantu penanganan bencana banjir, tanah longsor dan lain-lain.
Acara yang dibuka oleh Camat Pratikraja dan Camat Jatilawang Kabupaten Banyumas ini sangat mendukung kegiatan yang sudah mewujudkan kolaborasi antara Akademik, Petani dan Pemda yang diwakili Para kepala Desa kebetulan perempuan semua, untuk pengembangan industri kreatif basis pertanian tanaman singkong. Harapan para stake holder tersebut semoga kedepan Ekonomi Kreatif bisa dikembangkan dari desa kedesa secara luas.
LPER Banyumas pimpinan Joni Roosmanto rupa-rupanya kedatangan 12 Perempuan Kepala Desa se Kabupaten Banyumas bekerjasama dengan Jurusan SOSIOLOGI, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman (Unsud)Purwokerto yang mengadakan penelitian,berbagi pengalaman dengan para petani Sari Marhen binaan LPER Banyumas di Desa Kalilirip, Pekuncen, Jatilawang Banyumas di sanggar Petani Sari Marhen. Riset ini bertujuan untuk menggali dan mengembangkan Ekonomi Kreatif di bidang Pertanian tanaman Singkong terutama saat terjadi Pandemi Covid-19, namun tetap bertahan bahkan bisa memproduksi aneka pangan dari bahan tersebut.
Joni Roosmanto, menerangkan bagaimana ketahanan pangan di daerahnya bisa dipertahankan dengan budidaya tanaman singkong, mulai dari penanaman, pemeliharaan sampai dengan panen singkong dan seterusnya diolah menjadi beras thiwul dengan nama kerennya OYEK CASAVA produksi Buruh Tani Sari Marhen binaan LPER Banyumas. Civitas akademik dari Universitas Jenderal Soedirman yang hadir bersama ibu-ibu kepala desa se Banyumas,sangat terkesan dan mereka membawa oleh-oleh oyek untuk dicoba. Lebih dari itu masih menurut Joni Roosmanto bahwa Beras singkong ini juga merupakan kegiatan ekonomi kreatif sebagai salah satu bentuk deversifikasi pangan, ungkapnya dengan bangga.
Secara terpisah Dr. Srinita M.Si. selaku Wakil Ketua Umum LPER yang berprofesi sebagai dosen Fakultas Ekonomi UNSYIAH Aceh,memberikan apresiasi kepada LPER Banyumas, yang sejak awal memang berpotensi mengembangkan ekonomi kreatif berbasis industri Rumahan dan dapat bertahan disaat pandemi.Bahkan pemasaran hasil olahan beras singkong / oyek, Lanting yang gurih ini sudah sampai Jakarta dan sebagian Sumatera. Kerjasama antar pihak yang merupakan program pemerintah dan masuk roadmap Kadin Indonesia yaitu ABG (Akademik, Bisnis dan Pemerintah) rupanya sudah terjadi di LPER Cabang Banyumas, seraya terus memberikan support kepada Petani di Banyumas. Masih menurut Srinita bahwa program penelitian ini yang kedua setelahkerjasama Universitas Politeknik Negeri Semarang dengan Abia Art usaha kerajinan Bambu binaan LPER Klaten pada tahun 2018.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment