Dr. Tonny Hendratono Dewan Pembina LPER |
Kehidupan
bisnis selalu bergerak dan mengalami perubahan yang sering tidak
terduga, seperti pandemi covid 19 yang terjadi saat ini. Ditengah-tengah
pandemi covid 19 yang belum terlihat ujung berakhirnya,
mempertahankan bisnis lebih penting dari pada memenangkan persaingan.
Banyak kejadian membuktikan perusahaan yang awalnya mampu memenangkan
persaingan, namun gagal mempertahankan keberadaannya. Agar perusahaan
mampu bertahan dalam bisnisnya, maka perusahaan harus menciptakan value
yang lebih baik dibanding pesaing, karena ini menjadi alasan mengapa
pelanggan memilihnya dibanding pesaing, pelanggan mengharapkan value
bukan produk. Value adalah total benefit yang diharapkan pelanggan yang
terdiri dari benefit fungsional dan benefit emosional dibanding total
pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan. Menjadi harapan pelanggan
apabila benefit yang diperoleh melebihi pengorbanan yang dikeluarkan
pelanggan.
Salah satu
strategi yang dapat digunakan perusahaan dalam menciptakan value, adalah
dengan mendayagunakan sumber daya perusahaan sebagai kekuatan internal
secara efisien dan efektif, yang dapat digunakan sebagai daya saing
atau sumber keunggulan bersaing lestari. Pandangan yang mendasari
pemahaman tersebut adalah resources base view (RBV) yang dikemukakan
oleh Barney (1991) merupakan salah satu tokoh penting teori RBV
menjelaskan bahwa sumber daya perusahaan dapat dijadikan sebagai sumber
keunggulan bersaing lestari. Strategi yang dilakukan adalah
mendayagunakan sumber daya internal secara efektif dan efisien untuk
meminimalkan kelemahan internal perusahaan, dan memanfaatkan peluang
yang muncul dan kemampuan menghadapi ancaman dari lingkungan ekternal
perusahaan. Sumber daya perusahaan tersebut menurut Collis dan
Montgomery (1995) dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu (1) Aset
berwujud (Tangible assets), (2) Aset tan wujud (Intangible assets), dan
(3) Kapabilitas organisasi (Organizational Capabilities)
Namun
tidak semua sumber daya perusahaan tersebut memenuhi syarat dijadikan
sebagai sumber keunggulan bersaing lestari, karena bisa juga terdapat
sumber daya perusahaan yang tidak efisien dan efektif. Sumber daya
perusahaan yang dapat digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing
lestari, harus memenuhi model VRIN yaitu Valuable, Rare, Imperfecly
imitable dan Non substitutable. Kemudian Barney (1995) mengembangkan
model VRIN tersebut menjadi model VRIO yaitu Valuable, Rare, Imitability
(low) dan Organized to capture value. Sementara itu terdapat dua
asumsi yang mendasari teori RBV adalah (1) Heterogenous yaitu keahlian,
kapabilitas dan sumber daya perusahaan tidak dimiliki oleh pesaing,
(2). Immobile yaitu sumber daya perusahaan tidak dapat pindah ke
pesaing dan pesaing tidak dapat meniru sumber daya perusahaan tersebut.
Bilamana sumber daya perusahaan memenuhi dua asumsi dan karakteristik
VRIO, maka perusahaan dikategorikan memiliki keunggulan bersaing
lestari. Keunggulan bersaing lestari terjadi ketika perusahaan
menerapkan strategi penciptaan value (value creating strategy) yang
tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan ditiru oleh pesaing.
Pengujian
apakah sumber daya perusahaan dapat digunakan sebagai sumber keunggulan
bersaing lestari, dilakukan dengan beberapa pertanyaan sesuai dengan
karakteristik model VRIO. Value, apakah sumber daya memiliki kemampuan
untuk merespon peluang atau ancaman dari lingkungan eksternal. Rare,
apakah sumber daya saat ini dikendalikan oleh beberapa perusahaan
pesaing. Imitability, apakah perusahaan yang tidak memiliki sumber daya
yang sama, menghadapi kerugian biaya dalam memperoleh atau
mengembangkannya. Organized, apakah ada sistim manajemen dan budaya
organisasi dalam mendayagunakan secara efektif dan efisien sumber daya
yang berharga, langka dan mahal. Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat digunakan untuk menentukan apakah sumber daya perusahaan
memenuhi model VRIO sehingga dapat digunakan sebagai sumber keunggulan
bersaing lestari.
Salah satu destinasi wisata di Belitung |
Guna
mempertahankan bisnis yang semakin kompetitif di era new normal,
destinasi pariwisata harus fokus pada wisatawan dengan menciptakan
value yang lebih baik dibanding pesaing. Model VRIO di atas dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengembangkan value. Cara
yang dapat dilakukan dengan mengadopsi dan menggali lebih dalam
pertanyaan-pertanyaan diatas, untuk menguji apakah sumber daya yang
dimiliki memenuhi asumsi dan karakteristik model VRIO, sehingga dapat
diperoleh peta kekuatan sumber daya yang lebih akurat, yang dapat
dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing lestari. Hasil kajian
dapat digunakan untuk menyusun rencana strategis dalam upaya mencipta
value untuk memuaskan wisatawan dengan pengalaman menyenangkan yang
pada akhir akan menumbuhkan loyalitas wisatawan. Penelitian Delloitte
dan Tauche (2017) membuktikan perusahaan yang fokus pada pelanggan akan
memperoleh keuntungan 60% lebih besar dari pada perusahaan yang tidak
fokus pada pelanggan.
(Jakarta, 8 Juni 2020, Tonny Hendratono)
No comments:
Post a Comment