Solo memukau dengan digelarnya World Heritage Cities Conference tanggal 25 Oktober-30 Oktober 2008 dan jamuan makan malam di Taman Balai Kambang. Menampilkan pagelaran gamelan musik etnic arahan Dr. Rahayu Supanggah, begitu alat music ditabuh terasa bergetar jiwa tiap insan yang ada di area Bale Kambang. Kesyahduan dan kekidmatan tersebut membawa suasana pada pemujaan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Begitu pula tarian Jawa semacam Gambyong bak Bedoyo melenggang dengan anggun, seperti dalam uapacara tedak pisowanan ageng di sebuah Kerajaan. Sungguh luarbiasa.
Acara ini dilanjutkan dengan SIEM-2008 ( Solo International Etnic Music) yang di gelar di lapangan depan istana Mangkunegaran, juga dibawah koordinator Dr. Rahayu Supanggah dan diikuti dari beberapa musik etnik Aceh, Riau, Cirebon, Surabaya, Australia dll. Hadir ibukota antara lain artis Jazz Saharani, Reza ikut tampil memeriahkan acara. Sungguh suatu kebanggaan kota yang sempat luluh lantah di lalap api pada kerusuhan Mei 1998. Sekarang bangkit dengan warisan pusaka budaya, mulai dari batik, jajanan khas Solo sampai dengan pembuatan keris dan musik etnik yang mengangkat kearifan lokal. Begitu pula niat pemda kota Solo yang akan mencanangkan bahwa musik Keroncong adalah asli dari Solo. Kita masyarakat Solo perlu mengacungkan jempol kepada Wali Kota Solo Djoko Widodo dan Wakil Wali kota FX. Rudianto dalam peransertanya mendukung kreativitas masyarakat Solo dan sekitarnya.
1 comment:
Kota solo akan menjadi terkenal dengan kebudayaan Jawa diantaranya Gending & Tariannya Serta Batiknya.
Semoga Menjadi Contoh bagi Kota Yang Lainnya.
Post a Comment