Sunday, December 7, 2008

Demokrasi Sejak Dini?

Ket gbr atas : Meryl dan Chester, bawah : Chester, Meryl dan Sestri

Demokrasi bisa tumbuh sejak dini mulai dari keluarga? mengapa demikian? apakah hal tersebut tidak bertabrakan dengan adat istiadat ketimuran, apalagi Suku Jawa?

Semua tergantung dari pelakunya, apakah akan membiasakan diri dengan cara bahwa anak-anak dan ibu harus menunduk menghadap bapak sebagai kepala keluarga, dengan bahasa Jawa halus, semua adalah pilihan.

Saya seorang Jawa tulen dari Jawa Tengah, namun di budaya kami tetap menjunjung tinggi tata krama, tanpa merampas hak bicara setiap anak. Anak-anak bebas memberikan argumen pada setiap topik permasalahan yang sedang di diskusikan, apakah mengenai buku, musik klasik ataupun piringan hitam. Beruntung suami sangat paham dan sangat mendukung, apalagi pada saat luang, mereka berdiskusi tentang musik, dan saya sendiri asyik membaca tanpa ada yang merasa tersisih, sebab apapun jenis aktivitas yang kami lakukan adalah memiliki nilai positif.

Sehingga perlu disyukuri bahwa demokrasi sejak dini bisa di terapkan di lingkungan kita sendiri, walaupun kadang kala sudah seperti bertengkar, dalam mengungkapkan perbedaan dengan cara masing-masing dan di akhiri dengan keputusan musyawarah untuk mufakat.

4 comments:

Anonymous said...

Memang demokrasi sangat penting apalagi dari sejak kecil kita tanamkan dalam keluarga.
Ibu sangat bersyukur bisa berkumpul dengan keluarga yang utuh sehingga bisa meluangkan waktu untuk saling berkomunikasi.
Bersyukurlah Senantiasa Dalam Segala Hal.

Mirna....

Anonymous said...

Betul, sopan thd orang lebih tua tidak perlu sampai terkekang, dan jadi kuper...he...he

Anonymous said...

Tepat..demokrasi artinya bukan hanya sekedar mendengar tapi seharusnya adalah mendengarkan pendapat orang lain...listening instead of hearing...setuju...dan ini harus dimulai dari keluarga sendiri dulu...

yenni 'yendoel' said...

saya setuju bu!
anak2 saya sejak kecil bahkan saya ajarin untuk mutusin/milih/ngelakuin sendiri hal-hal tertentu. ini yang sering jadi pangkal keributan dengan mertua (habisnya tinggal bareng). gak ribut heboh sih, cuman sering jadi beda pikiran soal parenting.