Tuesday, December 9, 2008

SOLO : INTERNATIONAL KRONCONG FESTIVAL


Ket Gbr. dari kiri : Wakil Walikota Solo FX. Rudianto, Walikota Solo Joko Wi dan Sestri

16 Grup keroncong ramaikan IKF 2008
Solo post, 4 Desember 2008

Sekitar 16 grup keroncong dipastikan bakal turut meramaikan International Keroncong Festival (IKF) 2008 yang digelar selama tiga hari mulai Kamis (4/12) hingga Sabtu (6/12) di Sitihinggil Keraton Kasunanan Surakarta.

Dari 16 grup tersebut, satu di antaranya merupakan grup keroncong asal Malaysia, yaitu Yayasan Warisan Johor, yang memastikan tampil setiap malam selama festival tersebut. Sisanya, sebanyak lima grup merupakan grup keroncong asal Solo, salah satunya Solo Keroncong Orchestra yang beranggotakan 40 anak muda, dan 10 grup berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti dari Lampung, Surabaya, Bandung, Batang, Pati dan sebagainya. Menurut rencana, acara dibuka, Kamis malam, oleh maestro musik keroncong, Gesang dan Walikota Solo Joko Widodo.
Hal tersebut terungkap dalam konferensi pers mengenai penyelenggaraan IKF di Ruang Pertemuan Badan Informasi dan Komunikasi (BIK) Kompleks Balaikota Solo, Selasa (2/12). Hadir dalam konferensi pers tersebut, Ketua Panitia Penyelenggara, Pedhet Wijaya, Direktur Pertunjukan, Dicky H Wicaksono dan Kepala BIK, Purnomo Subagyo.
Pedhet mengatakan, tujuan diselenggarakannya IKF, selain untuk memperkuat positioning Solo sebagai Kota Keroncong, juga membangkitkan kesadaran bahwa keroncong patut dilestarikan dan meningkatkan kecintaan generasi muda terhadap musik keroncong. ”Karena itulah dalam acara ini kami juga menghadirkan bintang tamu Ikhsan Idol, Tia dan Haikal AFI serta Melly Goeslaw. Ada pesan pada setiap penampilan grup-grup dan bintang tamu tersebut, yaitu mempusakakan keroncong yang telah mengakar di kalangan masyarakat Solo,” kata Pedhet.

Anak muda

Ditambahkan Direktur Pertunjukan IKF, Dicky H Wicaksono, hari pertama acara difokuskan pada sejarah keroncong, hari kedua menceritakan bagaimana keroncong digunakan saat perjuangan kemerdekaan dan hari ketiga atau terakhir, menceritakan bagaimana perkembangan keroncong serta upaya agar keroncong disukai anak-anak muda. ”Selain itu ada pula royal fashion show yang memperagakan batik motif pamor keris rancangan Rory Wardana,” kata Dicky.
Mengenai penonton, Pedhet menjelaskan, akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penonton umum yang bisa masuk secara gratis, penonton VIP, juga gratis tapi diperuntukkan bagi tokoh masyarakat dan pejabat yang diundang, dan royal seat di mana penonton diminta untuk membeli Solo Bundling Product seharga Rp 500.000/paket.
Untuk anggaran penyelenggaraan acara, Pedhet mengatakan, senilai Rp 400 juta berasal dari APBD Perubahan tahun 2008. Sedangkan sisanya berasal dari pihak ketiga, yang kalau dijumlah, totalnya mencapai Rp 1 miliar lebih. - Oleh : shs

Akhirnya apa yang saya pesankan melalui memo di atas buku KANTI REDJEKI, kepada Pak Joko Wi Walikota Solo dan pak FX. Rudianto wakilnya telah terwujud, dan bahkan Pemda Solo bersama para seniman keroncong, bertekad bahwa Keroncong Solo akan di patenkan menjadi nama yang baku. IKF tidak akan pernah terwujud tanpa kepedulian masyarakat dan Pemda Solo. Hal itu ditegaskan kembali baik oleh Joko Wi maupun FX, Rudianto di sela-sela kirab warisan budaya internasional Oktober lalu di halaman pendopo Balai Kota Solo kepada saya. Itu artinya "BERSAMA KITA WUJUDKAN" pelestarian budaya bangsa, HIDUP KERONCONG!

6 comments:

Anonymous said...

Terima kasih ibu wartawan " Karena sangat peduli dengan kebudayaan Indonesia Khususnya Keroncong " bisa menyemangatkan kaum muda.

By Ningsih

Anonymous said...

Ningsih,
Untuk Keroncong adalah asli milik masyarakat solo, maka sbg orang dari Solo, saya perlu memberi masukan pada Pemda, untuk pelestariaanya.

Michael, Ryan , Emily's Mommy said...

Kayaknya keroncong harus di patenkan juga biar nggak diaku negara lain kalau ini original negaranya, memang buat patenin sesuatu hal itu biaya mahal ya?
Tapi paling nggak pemerintah lah yang mematenkan keluarkan secara tertulis gitu, jadi kalau ada yang mau patenin dari negara lain, dia nggak bisa membuktikan kalau itu negaranya yang awalnya mulanya mengakui, kayak tempe yang dipatenin sama orang jepang? memang dari sana awalnya?

Anonymous said...

Holly, Sangat tepat bahwa kekayaan budaya leluhur harus dipelihara dan bisa di patenkan. Untuk anak cucu yad

yeremi said...

Saestu prayogi nderek nguri- uri budaya Jawi

Francisca Sestri said...

Injih matur nuwun