Sunday, July 10, 2011

JOKO WI dan Suara Tuhan?



Pasca disahkannya UUD45 versi 2002 melalui amandemen ke 4 kalinya oleh MPR saat itu dibawah pimpinan Amin Rais. Maka kisah baru sesungguhnya berlaku sejak Pemilu 2004 dan seterusnya apabila tidak ada amandemen lagi.
Saat itu yang kekeh dan ngotot menolak amandemen adalah PDI Perjuangan, alasan masuk akal NKRI ini negara archipelago dan amat luas. Terlebih notabene presiden hasil keputusan Sidang Istimewa MPR adalah Megawati Sukarno Putri pun tidak berdaya oleh kekuatan Senayan yang dipimpin oleh Ketua DPR Akbar Tanjung.Walaupun Partainya memenangkan Pemilu pada tahun 1999. otomatis suara di DPR paling banyak didominasi PDI Perjuangan.
Berjalannya waktu,Pemilukada langsung tingkat Kabupaten/Kodya serta Propinsi berjalan seiring dengan Pemilu langsung Legislatif, Presiden-Wakil Presiden, Gubernur-Wakil Gubernur, Walikota-Wakil Wali Kota serta Bupati-Wakil Bupati, yang memerlukan biaya sangat besar.
Joko Widodo yang populer disebut Joko Wi dan Wakil nya FX. Rudyanto, adalah salah satu contoh walikota yang diusung oleh Partai Moncong Putih PDI Perjuangan sukses mengemban tugas daerahnya dan saat ini dipuji-puji oleh banyak kalangan dan untuk studi banding beberapa negara tetangga juga Kongres Kebudayaan tingkat dunia.
Siapakah beliau sesungguhnya ? Produsen mebel kayu, yang hidup biasa-biasa di kota Solo dan alumnus UGM. Saat ini di tahun 2011 adalah masa jabatan ke dua yang diembannya melalaui Pemilu Kada dengan suara lebih dari 92 %.
Kalau bicara tentang Joko Wi tidak akan lepas dari keberhasilannya memindahkan PKL-PKL Banjarsari yang jumlahnya ribuan, negosiasi lebih dari 60 kali pun dilakukan. Seperti yang dituturkan Joko Wi didepan Rektor UNS dan jajarannya pada tanggal 11 Maret 2011 saat menerima UNS Award karena baktinya kepada Kodya Solo dan masyarakatnya, bersama-sama Dr.BRA. Mooryati Soedibyo Pendiri Perusahaan Jamu dan Kosmetik Mustika Ratu Terbuka.
Solo Batik Carnival, tidak akan terwujud tanpa dukungan dari dirinya yang mampu menyedot devisa ke kota Solo.
Pria santun, andap asor dan terkesan halus klemar klemer, ternyata berani mengatakan TIDAK, ketika lokasi Sari Petojo akan diubah keperuntukannya menjadi Mal Pusat perbelanjaan atas ijin Gubernur Jateng Bibit Waluyo, sampai disebut Gubernur sebagai walikota Bodoh.
Tanggal 9 Juli 2011 sejarah mencatat, kota Solo akhirnya menjadi tempat Kongres Istimewa PSSI yang sempat bubar jalan alias ricuh beberapa bulan lalu. Kembali lagi Solo sukses menyelenggarakan acara akbar yang dihadiri utusan FIFA tanpa kerusuhan dan berjalan lancar.
Terpilihnya Djauhar Arifin Sebagai Ketum PSSI mengalahkan Agusman Effendi pada putaran ke dua pemungutan suara, mengakhiri polemik ditubuh PSSI dari tuntutan masyarakat untuk tidak mencalonkan Nurdin Halid pun selesai.
Selamat pak Joko Wi, semoga Anda tidak menolak menjadi pemimpin nasional apabila Tuhan dan rakyat mendukung Anda.....Dalam hal ini bisa jadi Suara Rakyat adalah Suara Tuhan, seperti yang dutarakan sahabat setia Almarhum Prof.Dr. Riswanda Imawan...

4 comments:

N.A.Z said...

Bisa jadi tanpa DuetMaut Jokowi dan Rudi Kondisinya tidak akan seperti ini,apalagi pasca kerusuhan 98..mestinya mmg para pemimpi dan pemimpin negeri ini byk2 mengaca kpd "si bodoh" ini.demikian :-) nya tidak akan seperti ini,apalagi pasca kerusuhan 98..mestinya mmg para pemimpi dan pemimpin negeri ini byk2 mengaca kpd "si bodoh" ini.demikian :-)

Francisca Sestri said...

Betul sekali, 98 luluh lantah tak berbekas namanya pusat perbelanjaan dan toko2 modern di Solo. Maka saatnya bangkit hingga skr, apapun yg dijajakan di kota bengawan ini, teristimewa berbasis budaya akan terjual. Artinya Penduduk yang Bhineka akan menciptakan peradaban yang baik. Tak terlepas dari pengabdian seorang Pemimpin...Bravo Joko Wi dan Rudyanto

Anonymous said...

masalahnya baru ada satu yang kelihatannya komit pada tugasbya, yang lain baru komit pada perutbya sebdiri ... wiryo

Francisca Sestri said...

Kalau mau di jaring mestinya dari Sabang-Merauke tentu ada, selain Joko Wi. Tinggal ada kemauan yang sungguh tidak?