Saturday, November 29, 2008

KISRUH DI MUMBAI & THAILAND OPOSISI MENANG





Ket Gmr : Hotel Taj Mahal (kiri), Demonstrasi Thailand (kanan)

Kanan : Vejjajiva PM baru 15 Des 2008


Hotel Taj Mahal yang sangat indah di kota Mumbai India, baru-baru ini diduduki teroris. Pertanyaannya mengapa ada yang ingin menjadi teroris? Menurut saya ini bukan salah pelakunya semata, namun yang harus lebih bertanggung jawab adalah yang menjadi dalang atau otak aktivitas ini. Pepatah mengatakan kok Kain-Kain keturunan Adam yang di ciptakan menurut citra Nya lebih mudah di senangi manusia daripada Habil-Habil adiknya yang meninggal ditangan Kain kakaknya, baik hati dan dierima korban bakaran dari hasil pekerjaannya, karena Habil jujur dan saleh? Hotel yang indah di Mumbai tersebut telah menjadi saksi sejarah terjadi penyiksaan dan pembunuhan sampai jumlah 140 orang lebih, menyesakkan dan memilukan, seandainya para penggagas mau jernih apakah tidak menyayat hati bila anggota keluarganya yang mengalaminya? Belum sirna dari ingatan bagaimana Gedung kembar USA luruh rata tanah, penghancuran di KA bawah tanah Inggris, JW. Marriott Jakarta meledak, Bali dua kali di gunacang Bom, JW. Marriot Afganistan baru beberapa bulan lalu juga meledak, maka tidak heran Presiden Zardari mengatakan teroris dan ekstrimis apapun alasannya tidak dibenarkan. Barack Obama presiden terpilih juga mengecam bahwa teroris apapun bentuknya harus di perangi seakar-akarnya. Begitu juga pendapat Pangab Jendral Djoko Susilo mengungkapkan kita harus waspada pada gerak gerik teroris. Sebab bukan mengenai politik saja namun jauh lebih karena keadilan sosial yang belum merata, serta rendahnya pendidikan. Demikian pula pernyataan PM India Pratibha Patil yang berkunjung ke Bali, perlu kerjasama yang erat antara India dan Indonesia di bidang perekonomian dan deplomasi, sebab merupakan dua negara berpenduduk besar setelah Cina di benua Asia. Kejadian teror tersebut akhirnya akan mengganggu kelancaran ekspor impor di Indonesia dan India ini.


Lain ladang lain tanamannya, begitu pula di Thailand saat ini keadaan kacau, ribuan demonstran turun ke jalan. Bahkan lumpuh aktivitas perekonomiannya, karena dua bandara di Svarna Bumi dan Don Muang diblokir para demonstran. Banyak penumpang baik urusan perdagangan maupun deplomatik dll terhenti. Ini seperti terulang sebelum PM. Thaksin memerintah setiap beberapa bulan ganti-ganti pemimpin. Dari Thanksin ke Samak lalu ke Sumchay hanya hitungan bulan, akan tahan berapa lama? dan ini juga merugikan lalulintas ekspor-impor Indonesia. Takutnya seperti awal krisis tahun 1997 mulainya juga dari negeri gajah ini, lalu merembet ke Asean termasuk Indonesia. Namun semua itu baru prasangka mudah-mudahan tidak terjadi. Akhirnya dari partai Demokrat Oposisi memenagkan pemilihan pendahuluan tanggal 15 Desember 2008 yaitu Abhisit Vejjajiva ahli ilmu pendidikan menjadi Perdana menteri baru menggantikan Sumchai yang terguling melalui demonstrasi jalanan.. ooo.ooo.


Kejadian-kejadian tersebut cukup membuat tidak nyaman disaat krisis keuangan dunia melanda setiap negara, jauh lebih menenangkan bila kejadian-kejadian membaiknya Index perdagangan saham dunia sedikit rebound, atau industri kreatif di negeri ini mulai menggeliat dll dll.

1 comment:

Anonymous said...

Vejjajiva anak muda dari partai oposisi terpilih sebagai PM Thailand yang baru, setelah Sumchai digulingkan, hanya 2,5 bulan memerintah. 1 tahun kon 3 kali pergantian pemimpin?