Friday, September 12, 2008

Suksesi Kepemimpinan Rusia- Singapore


Seperti menaiki permadani Aladin, melihat ke Singapore. Negara kecil yang tandus dibangun diatas karang, bahkan tanpa mengeruk pasir Indonesia dan bantuan air dari Malaysia, niscaya menjadi sebuah Negara. Mantan PM. Lee Kuan Yew sebut saja murid Suharto, terkenal diktaktor dan ironisnya mampu melakukan suksesi kepemimpinan kepada yang muda. Sebut saja sebelum puteranya, dia melalui PM. Goh Tjok Tong dan baru sekarang PM. Lee Hsien Long. Tidak demokrasi seluas-luasnya ala Pilkada padahal negeri ini sempit, toh rakyatnya tidak kelaparan. 

Terbang lagi ke Rusia, Putin siapa yang tidak mengenal orang ke satu ini? Tegas dan bangkit dari kesadaranya pasca perang dingin. Rusia menjadi terpecah-pecah, dengan gigih ia melakukan perubahan di sektor ekonomi, yang masih kental dengan aroma komunis. Estafet kepemimpinannya jatuh pada anak muda Medvedev. banyak pengamat menuduh Putin adalah bayang-bayangnya. Namun gaya Medvedev ini terus melakukan perubahan semi liberal di bidang ekonomi, katakanlah Komunis-Kapitalis, dan jangan lupa Rusia dan Balkan mulai bangkit dan income perkapitanya juga meningkat dan di lirik para investor lainya, Mirip Cina ya.

Setelah permadani kembali ke landasannya, sadarlah kini bahwa semua situasi apabila kebebasan, atau bahasa prokemnya DEMOKRASI hanya merupakan tujuan akhir, maka tidak akan membuahkan suatu kesejahteraan. Hanya Pemimpin yang memiliki Leadership yang tegas , bisa membaca tanda bergulirnya waktu, menjalankan demokrasi (sarana,  sistem) tersebut, untuk tujuan kesejahteraan bagi semua.

No comments: