Saturday, October 22, 2011

Nasib Pemimpin Kaya Minyak







Irak negara kaya minyak,perang teluk terjadi untuk menjinakkan penguasa kesohor Saddam Hussein. Pada awalnya pemimpin yang tegas dan pemberani ini, menurut hitungan matematis manusia tidak mungkin digulingkan oleh rakyatnya sendiri. Kecuali ada intervensi asing yang pada akhirnya perang teluk kedua Pemimpin tersebut berakhir ditiang gantungan oleh pemerintah transisi atas restu Amerika dan sekutunya.

Mesir di awal tahun 2011, akhirnya mengantarkan sejarah kelabu. Negeri yang terkenal akan peninggalan budaya, minyak setelah terjadi kerusuhan,menjadi kacau balau. Akhirnya Pebruari 2011 Presiden Hosni Mubarak mengundurkan diri, yang tentu akan menghadapi konsekwensi politik selanjutnya, pemerintahan transisi segera dibentuk.

Libya yang pada tahun 2009 dinyatakan sebagai negara terkaya karena minyaknya setelah Arab Saudi, dan rakyat Libya sangat mengagumi pemimpinnya Mohammer Khadafi. Mereka merasa terjamin kesejahteraannya. Namun sayang, kejayaan yang telah dibangun selama 40 tahunan berubah menjadi bara dan meletus perang saudara. Sebagai pemimpin yang supra nasionalis, mencintai Negerinya lebih dari dirinya memang pantas dicatat sebagai Pemimpin Besar Dunia. Lepas dari eksentrik, keras dan terkesan kejam. Semua telah mengakhiri cerita indah Libya si kaya minyak dan teknologi. Khadafi akhirnya menyerah kepada Oposisi yang dibantu tentara gabungan Nato atas pimpinan Amerika. Tragis dan menyedihkan, resiko seorang nasionalis?

Iran saat ini banyak kalangan mengawatirkan terhadap keselamatan pemimpin pemberani Ahmadinejad. Mantan walikota yang sangat perhatian terhadap kebersihan kota, mandiri dan memiliki etos kerja yang jelas.Negara kaya minyak, SDA lainnya selalu berani menanggapi kritikan Amerika dengan lantang, ketika ditutuh mengayakan senjata kimia pembunuh masal.

Apapun alasannya merampas milik bangsa lain adalah bentuk imperialis yang harus dihindarkan. nasib Pemimpin-pemimpin yang kaya minyak dan sangat cinta terhadap negaranya melebihi dirinya, selalu memicu iri hati bangsa asing, selanjutnya berujung pada kejatuhan pemimpin tersebut.....

No comments: