Tuesday, February 8, 2011

Kerusuhan demi Kerusuhan



Senin siang tanggal 7 Pebruari 2011, seluruh warga negara Indonesia dikagetkan oleh berita baik media elektronik maupun media cetak, tidak terkecuali Twitter dan Facebook. Menyeruaknya pengrusakan rumah ibadah Jemaah Ahmadyah di Pandegelang wilayah Banten. Masa yang berjumlah ribuan mengamuk dan mengobrak-abrik tempat tinggal penduduk yang disinyalir digunakan untuk ritual peribadahan Jemaah Ahmadyah, berbekal SKB yang amat ampuh dalam urusan mendirikan rumah ibadah keimanan tertentu.
Dalam insiden tersebut memakan korban jiwa 3 orang anggota Jemaah Ahmadyah meninggal dunia, setelah dihantam benda tumpul, dilucuti beberapa pakaiannya dan dibiarkan tergeletak seperti memukuli binatang.

Selang satu hari dari peristiwa tragis dan memilukan di Pandeglang, kembali tindak kekerasan yang disinyalir bukan warga setempat di Temanggung,Jawa Tengah. Awal mula kerusuhan dan pengrusakan terhadap Gereja Bethel Indonesia, Gereja Pantekosta dan Gereja Katolik, Gedung Sekolah dan beberapa bangunan lainnya seperti Kantor PN Temanggung, dipicu oleh putusan hakim selama 5 tahun penjara terhadap terdakwa Antonius Richmond Bawengan karena penghinaan terhadap agama pada Oktober 2010, yang tertangkap tangan oleh warga setempat. Sedangkan masa yang memadati sidang di PN Temanggung menuntut hukuman seumur hidup.

Menyimak kejadian-kejadian ini banyak kalangan menyesalkan lembek dan lambannya Pemerintah Pusat dalam mengusut tindakkan brutal dari gerombolan beringas yang mengatasnamakan pembelaan agama tertentu. Sehingga wibawa pemerintah dalam hal ini Pemimpin Bangsa kurang cekatan dalam mengungkap dalang kerusuhan yang semakin meresahkan warga. Menurut janji Pemilu setiap kader partai biasa mendengungkan NKRI yang berkonstitusi UUD'45 dan PANCASILA adalah harga mati. Buktikan tuan-tuan dan nyonya-nyonya Pengelola Negara. Sudah lelah rakyat dengan beban ekonomi ditambah keresahan yang tidak membawa rasa damai.

Catatan : gambar diambil dari Internet dan detik

No comments: