Monday, June 28, 2010

SOLO Kota Budaya dan Sosok FX.Rudianto


Turun dari pesawat GA222 tanggal 7 juni 2010, udara pegunungan Merbabu yang membalut bandara Adi Sumarmo Solo, terasa sejuk. Pemandangan disekelilingnya seperti dialam pedesaan yang masih banyak sawah terbentang luas.

Ketika rombongan akan meninggalkan ruang penjemputan, salah satu Supervisor Solo berbisik, itu ada orang no 2, tadi satu pesawat dengan kami. lalu tanpa pikir panjang dan rasa sungkan kami menghampiri priyayi (orang-Bhs Jawa) yang dimaksud tadi.

Selamat siang pak Rudi, suara kami hampir tidak terdengar karena ramainnya pengunjung. Setelah membalikkan badan pak Rudipun dengan senyum khas dan kumis tebal menyapa dengan ramahnnya. Seperti kami sudah bertahun-tahun mengenalnya, tetapi tidak! Kami baru berkenalan 2 tahun silam saat ada World International Conference di kota ini.

Sosok FX. Rudianto sepintas terkesan sangar dan galak, namun ketika berbincang mengenai pembangunan ekonomi, khususnya menghadapi hambatan yang melibatkan UMKM, beliau sangat antusias. Seperti upacara kirab pemindahan pasar klitikan barang bekas Banjasari dengan memakai kirab kuda dengan cara win win solution. Begitu juga kami menitipkan keserasian pasar tradisional ditengah pesatnya pasar modern, Mall-Mall yang apabila tidak ditata akan menimbulkan ketidakadilan seperti yang terjadi di Jakarta beberapa tahun lalu, sampai terwujud aturan Perpres 112 tahun 2007 dan Permendag 53 tahun 2008, yang mengatur tentang "Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan Pasar tradisional dan Toko Modern"

Berbicara masalah gudang kebudayaan, beliau dengan antusias ingin memajukan pemahaman kesenian dalam arti luas yang berbasis warisan budaya dan tidak serta merta anti asing, seperti Keroncong, seni tari dll, yang pada prinsipnya dapat mengembangkan industri kreatif terutama berbasis warisan leluhur yang memberikan manfaat bagi wargannya.

Beliau ini juga masih tercatat sebagai Diakond Gereja Katholik Purbayan, seperti penuturan via telpon usai percakapan di Bandara yang sempat terhenti. Dan sebagai penutup bincang-bincang pagi itu, beliau menungkapkan sd Desember ada berbagai kegiatan mulai menjadi tuan rumah konferensi perumahan se Asia, Batik Carnival, SIPA, SIEM, Ultah Kompas dll. Harapan kita semua semoga pasangan ini terus mengutamakan kesejahteraan warganya, termasuk warga Bantaran Bengawan Solo yang masih ada beberapa kendala, semoga segera dituntaskan secara damai.



No comments: