Thursday, May 21, 2009

Jatuhnya Pesawat Hercules di Magetan
















Ket gambar
Kiri: Hercules tempur untuk Irian Barat di Museum Yogyakarta
Kanan : Hercules yang jatuh di Magetan Jatim 20 Mei 2009


Radio Elsinta masih menggema di pagi hari tanggal 20 Mei 2009, tepat dengan peringatan hari Kebangkitan Nasional yang 101 dan terasa biasa-biasa saja. Yang tidak biasa adalah berita mengenaskan dan mengharukan yaitu jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU yang menewaskan lebih dari 80 orang termasuk perwira TNI AU tersebut.
Bencana terus silih berganti yang kesemua menunjukkan gejala rapuhnya dan minimnya sarana dan peralatan ditubuh bangunan negeri tercinta kita, mulai dari rentannya tanggul-tanggul, infrastruktur jalan, jembatan, olah raga kita yang dulu berjaya sekarang seperti kurang energi sampai dengan peralatan tempur kita.

Kita menyibak dan menyimak sedikit mengenai kegagahan Hercules tempo dulu, ketika Bung Karno masih mesra dengan Nikita Kurchev dan tentu dukungan peralatan tempur untuk merebut Irian Barat, terbukti Pulau ini kaya raya akan hasil tambangnya. Hercules yang gagah perkasa dipergunakan oleh perwira-perwira TNI waktu itu masih dikenal dengan ABRI dibawah pimpinan tempur LB Murdani dkk bak garuda tanpa lelah merebut pulau tersebut untuk warisan kepada bangsanya yaitu bangsa Indonesia, harapan kedepannya untuk kemakmuran rakyat.

Keadaan aman saja mungkin tidak cukup tanpa sosio demokrasi ekonomi, penganggaran yang tepat. Suatu negara butuh kekuatan yang tangguh untuk wadah dan membangun ketahanan ekonomi, politik dan pertahanan bagi penduduknya, bukan sekedar tempat yang terkesan apa adanya. Minimal mengikuti dinamika kehidupan selayaknya sebuah negara seperti Thailand, Singapura dan Malaysia, toh kita jauh lebih kaya SDM dan SDA. Tidak perlu jauh-jauh seperti negara maju yang siap dng nano teknologi.

Semoga peristiwa demi peristiwa jatuhnya kapal terbang milik TNI, segera bisa diatasi dan dapat dipergunakan sebagai benteng pertahanan dan keamanan apabila sewaktu-waktu terjadi bencana negara seperti Tsunami Aceh yang lalu, Gempa Yogya dll untuk transportasi logistik bagi warga yang membutuhkan serta kemungkinan ancaman musuh dari luar terhadap keselamatan keadulatan negara.

3 comments:

yenni 'yendoel' said...

rasanya selalu ada aja kejadian bikin ngurut dada, puluhan atau ratusan nyawa harus melayang. semoga para korban mendapatkan istirahat abadi dalam damai.

Sugeng Pribadi said...

Bagaimana mungkin pertahanan dan keamanan negara (akan makin) kuat, kalau anggaran dan beberapa infrastruktur mulai dikurangi?

Dan tidak salah juga kalau Hercules akhirnya (juga) diisi oleh masyarakat sipil yang membayar dg harga 50% atau sekedar uang kebersihan.

by the way.., saya menulis tentang Ibu Mooryati Soedibyo di: http://www.sugengpribadi.com/2009/05/from-behind-walls-of-keraton.html

Setidaknya, biar Ibu Moor dan Mustika Ratu masih diingat oleh para blogger (yang membaca tulisan saya), hehehe...

Francisca Sestri said...

Mas Sugeng : Iya kita semua cuma mengurut dada, coba wkt Bung Karno dan JF Kenedy kan dapat beli Hercules untuk pembebasan Irian, Skr kok makin mengenaskan? Soal angkut masyarakat itu kan dari pada kosong ya tdk apa-apa.

Yen :
Mudah-mudahan tidak terjadi lagi, coba kalau kita yang mengalami kehilangan orang-orang yang kita cintai dan masih produktif untuk keluarga, apa perasaan dan nasib kedepannya? Kita doakan mereka yang berduka.