Sunday, August 31, 2008

SKB 5 Menteri? Apa kata Alvin Lie


Ketika kami menanyakan tentang kebijakan pemerintah tentang SKB 5 menteri. Dan rencana PLN memutuskan aliran listrik sepihak, apabila pabrik tidak mau mengalihkan jam kerja ke hari Minggu. Berkut petikan komentar pak Alvin Lie Anggota komisi VII DPR-RI :
Dalam tata Perundangan tidak ada SKB Menteri. Bahkan SK Menteri hanya mengatur teknis pelaksanaan.
SKB menteri hanya merupakan statemen kebijakan, tanpa memilki bobot hukum.Seharusnya pemerintah akan lebih pas bila mengeluarkan Perpres, jauh memiliki kekuatan hukum. Apakah ini ada indikasi untuk menghindari popularitas yang menurun, karena dekat dengan Pemilu?
Kedua apabila PLN memutuskan aliran listrik sepihak berdasarkan SKB ini, maka PLN telah menyalahi kontrak dengan Pelanggan, dan bisa di tuntut ganti rugi. Maka perlu di carikan solusi yang lebih baik.

Jakarta 15 Juli 2008.

Fenomena Pasar Modern


APPSI (Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia)
AP 3MI (Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia)
GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia)
NAMPA (National Meat Processor Ass. – Asosiasi Industri Pengolahan Daging Indonesia)
PERKOSMI (Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia)
APGAI (Asosiasi Pemasok Garment & Aksesori Indonesia)
APROGAKOB (Asosiasi Produsen Garam Komsumsi Beryodium)
Asrim (Asosiasi Minuman Ringan)
INDONESIA E E I A (Gabungan Elektronika Indonesia)
Sekretariat : 
1. Graha Mustika Ratu – Jl. Gatot Subroto Kav, 74 – 74 Jakarta, Telp. (021) 8306754-59 Fax. (021) 83706069
2. Menara Imperium Suite 9A Jl. HR. Rasuna Said Kav. 1 Jakarta, Telp. (021 ) 8317441-43 Fax. (021) 8317440


Pasar Modern
Fenomena kehadiran Ritel modern, sampai sekarang belum juga usai.
Aliansi 9 Asosiasi Pemasok yang berdiri Maret 2006, inisiator Dradjad Wibowo pakar ekonomi dan Haniwar Syarif serta Sestri ini dipimpin oleh Putri Kuswisnu Wardhani  boss PT. Mustika Ratu, telah berhasil mendapatkan peraturan perdagangan yang ditandatangani oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono sebagai Perpres 112 Tahun 2007 Tentang : Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan, Toko Modern dan Pasar Tradisional.
Perjuangan yang melelahkan sejak tahun 2004 ini akhirnya membuahkan hasil.
Namun di dalam pelaksanaannya Toko Modern terutama yang berskala besar dan maju pesat di bumi Indonesia ini belum melaksanakan Perpres secara berkeadilan. Persyaratan perdagangan memang mengacu kepada Perpres 112 Tahun 2007, namun besaran potongan Hypermarket-hypermarket tersebut masih mencekik para Pemasok domestik hingga 60-70% dari Harga Eceran. Maka tidak heran ditemukan beberapa Toko modern besar, bisa menjual produk dengan harga murah dibandingkan Pasar tradisional. Dengan dalih bahwa mereka perlu promosi, sewa tempat yang ber AC, bersaing antar peritel dll.Yang jelas para peritel tersebut meluaskan sayap dengan hasil listing fee setiap produk sd Rp.7.000.000,- tinggal dikalikan jumlah item, jumlah toko yang dimiliki tiap pemasok.
Maka sejak bulan Agustus ini, Aliansi dibawah koordinasi Putri K Wardhani,mendesak Departemen Perdagangan untuk segera menerbitkan juklak secara rinci batasan dan besarnya potongan yang wajar, dalam bentuk Permen.
Tanggal 3 sd 12 Agustus Akhirnya diadakan rapar kerja menyusun juklak di Hotel Treva, Menteng Jakarta.
Rapat yang dipimpin Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Subagio, Aprindo ( Asosiasi Peritel Indonesia) dan Aliansi 9 Asosiasi. Kita masih menunggu hasil Permennya seperti apa. 
KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) juga sudah mempelajari kejadian-kejadian dilapangan, dikhawatirkan tanpa peraturan yang tegas akan menimbulkan kartelisasi yang mengarah ke praktik monopoli.

MK Membatalkan Pasal Kepemilikan Tanah Negara


MK membatalkan pasal 22 UU Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
(Oleh Francisca Sestri / Genuk)
29 Maret 2008
 
 
Uji materi (Yudical Review), terhadap UU No. 25 tahun 2007, tentang Penanaman
Modal, merupakan kecelakaan sejarah dalam sistem legislasi di Indonesia.
Peraturan yang dari awal menuai kontroversi karena sifatnya sangat liberal dan melukai
hati bangsa Indonesia. Akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan pasal 22
yang merupakan pengkerdilan terhadap kedaulatan tanah negara.
• Lembaga yang mandul.
Rencana Undang-undang tersebut dimaksudkan untuk menarik investasi, baik asing
maupun domestik 
Tujuannya untuk menggerakan sektor riil , melalui investasi di Indonesia.
Maka pemerintah(Departemen Perdagangan), berinisiatif mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR
komisi VI, domainnya industri dan perdagangan.
Usia undang-undang tersebut belum genap satu tahun, salah satu pasalnya bernasib sial
karena diadakan uji materi oleh LSM, melalui keputusan Mahkamah Konstitusi.
Dalam pasal 22 UU No. 25 tahun 2007, memperbolehkan penanam modal di Indonesia,
atas hak guna bangunan dan tanah sampai dengan 95 tahun dan diperpanjang di muka.
Menurut LSM pengusul judicial review atas materi tersebut, bertentangan dengan UUD’45, pasal 33. dan menabrak undang-undang Agraria yang memperbolehkan kepemilikan tanah sampai dengan 45 tahun. Dan bukan 95 tahun diperpanjang dimuka.
Mahkamah Konstitusi (MK), dalam putusannya mengacu kepada dua hal tersebut.
Pertanyaannya mengapa bisa terjadi turbulensi sedemikian parahnya.
Public akan semakin dapat menilai kinerja para wakil (DPR) yang duduk terhormat di Senayan, diharapkan dapat mengakomodir masukan rakyat yang diwakilinya.
Ternyata sangat menyakitkan, menyetujui usulan rancangan undang-undang liberal tersebut, walaupun sudah mengetahui bertentangan dengan UUD dan UU yang sudah ada terdahulu. Ini tindakan konyol dan asal-asalan, mungkin juga keadaan perekonomian makin sulit, dan money politic pun bergulir, kata orang jawa “tumbu entuk tutup”. DPR dalam hal ini mandul atau mengejar setoran?, rasanya rakyat makin pintar menilainya. Dengan dalih kalau terlalu lama payung hukumnya dibuat, investor makin tidak ada yang masuk, ini kan bahasa politis. Sehingga dikebut dalam enam bulan, yang isinya sangat merendahkan martabat Negara.
Seperti diwartakan harian kontan tanggal 27 Maret 2008 : MK membatalkan kepemilikan tanah negara”
• Revisi Peraturan Presiden.
Seringkali perpres di revisi menunjukan adanya benturan kepentingan antara undang-undang yang satu dan lainnya. Sehingga tidak disangkal lagi Undang-undang tersebut belum bisa dilaksanakan, walupun sudah di undangkan.
Sebagai contoh Perpres 77 tahun 2007 tentang Daftar Negative Investasi (DNI), merupakan juklak dari Pasal 12 , UU No. 25 tahun 2007, mengenai tertutup dan terbukanya investasi di Indonesia. Mengapa demikian?
Peraturan Presiden tersebut apabila di paksakan akan berbenturan dengan Perpres No. 112 tahun 2007 Tentang :Pembinaan Pusat Perbelanjaan, Pasar Modern dan Pasar Tradisional yang diperjuangkan Aliansi 9 Asosiasi Industri. Mengenai persentase kepemilikan asing. Sehingga Peraturan Presiden no 77 tersebut direvisi sedemikian rupa agar kepemilikan asing atas perusahaan yang berdomilsili di Indonesia yang sudah terbuka ( go publoic) dapat ditingkatkan sampai dengan 100 %. Alasanya pembelian saham di bursa sulit di kontrol oleh Pemerintah dalam hal ini Departemen Perdagangan.
Maka berubahlah Perapres 77 menjadi Perpres 111 tahun 2007 tentang DNI.
Sungguh luar biasa tangan-tangan pemangku kepentingan tunduk kepada pemodal asing.
Oleh sebab itu Bank-bank, Ritel modern, Pelayaran strategis, TV dll, mayoritas dimiliki oleh asing. Sebetulnya ini bertentangan dengan payung hukumnya sendiri yang mengatakan Kepemilikan asing harus berbadan hukum dan max 49 %. Kenyatannya tidak demikian.
• Kedaulatan Ekonomi.
Mencermati keadaan yang ada, kita berharap memiliki seorang pemimpin yang
berkepribadian kuat, sehingga akan tercipta kedaulatan ekonomi untuk kesejahteraan
sektor riil pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Dengan dikuasainya infrastrukur perekonomian terutama berbasis UKM oleh bangsa
lain , maka kita akan menjadi penonton di negeri sendiri.
Sektor industri , sektor pertanian saat ini sangat tergantung dari impor, baik bahan baku industri, beras, kedelai juga kita impor.
Celakanya ketika dunia internasional di guncang krisis minyak dan pangan, kita kelabakan. Mestinya Indonesia tidak perlu masyarakatnya mengantri sembako dan minyak tanah, karena disini ada sumber alamnya. Namun karena pemerintah tidak memiliki program jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang jelas dan terfokus, akhirnya bukan kedaulatan ekonomi yang digenggam, tetapi ketergantungan kepada dunia luar yang dihadapi. Belum lagi apabila asing yang semakin kuat dan membentuk kartelisasi, tidak tahu lagi nasib bangsa kita.
Mudah-mudahan semua ini menyadarkan para pemangku kekuasaan untuk mulai memikirkan kedaulatan kita sendiri. Seperti pidato Bung Karno yang berapi-api tentang seruan untuk “BERDIKARI” berdiri diatas kemampuan kaki sendiri.
Atau kita akan mati diatas lumbung sendiri.......

Bung Karno dan Obama


Berlatar belakang berbeda, BK hidup dalam penindasan penjajahan Belanda. Bahkan dari balik tirai besi Sukamiskin Sukarno muda menjadi kesohor di seluruh dunia karena berani mengajukan argumentasi melawan kolonialis Belanda, yang terkenal dengan "Indonesia Menggugat" hingga akhirnya jatuh bangun dalam pembuangan dan hampir mati di Ende karena terkena malaria. Maka ketika berkuasa BK mencanangkan Indonesia harus terbebas dari penyakit Malaria.

Obama berlatar belakang dari kalangan sederhana dan masuk dilembaga legislatif Amerika. Menjadi senator dari partai demokrat. Dan tidak pernah merasakan pahit getirnya bui karena penjajahan. Persamaannya mereka berdua memiliki konsep mensejahterakan seluruh rakyatnya, dalam kondiri kritisnya perekonomian di bawah Bush yonior : Perang Irak, Subprime Mortage yang melumpuhkan kepercayaan rakyat untuk bangkit menuju perubahan.

Gong Ketoprak Campur Tokoh ala Luluk Sumiarso


Mantan Dirjen Migas
Pak Luluk Sumiarso yang mengundang kami 2 hari sebelum dilengserkan oleh Purnomo Yusgiantoro Menteri ESDM.
Pada rapat Forum kebudayaan yang dipimpinya hadir beberapa kalangan baik dari lingkungan pemerintah, swasta dan media cetak. Lalu kami menanyakan apa rencananya setelah resmi tidak menjabat sebagai Dirjen Migas? Beliau tersenyum tanpa beban mau ngeBor Kebudayaan Negeri. Lalu kami bergurau Lho kebudayaan kok di bor? Nanti pecahannya diambil orang lain, maksud kami bangsa lain. Jawab beliau dengan santai ngebor dalam arti menggali nilai kebudayaan bangsa untuk persatuan dan kesatuan. Yah dalam bidang memajukan Ketoprak campur sari-tokoh. Luar biasa pak Luluk yang memiliki bengkel kesenian gamelan dan penari di Ciputat. Sudah beberapa kali sanggar nya menyuguhkan cerita ketoprak campur tokoh, di siarkan TV RI, dan sekarang baru penjajagan kerjasama pelestarian budaya dengan PT. Mustika Ratu, Tbk. Mudah-mudahan sukses. Kata kami kepada beliau Ngebor budaya tidak menimbulkan limbah dan kerusakan alam, justru memperkaya kearifan lokal melalui keunggulan bersaing, melalui pelestarian budaya bangsa. Salut pak dirjen eh salah salut pak Luluk. Mudah-mudahan sponsor banyak mengalir karena tujuan mulia ini.

Obama Jr.


Obama JR.
Sebelum dunia tergetar dengan ketenaran Senator Amerika dari Partai Demokrat ini, kami dan beberapa kalangan memburu buku karyanya yang terkenal “The Audacity of hope”. Tahun 2005 aku dan Faisal Basri buru-buru mencari buku itu karena mengandung makna membangkitkan harapan bagi angkatan muda Amerika Serikat dari berbagai krisis dibawah kepemimpinan George W Bush. Aku mendapatkan di Malaysia, Faisal Basri di Changi airport. Menatap wajahnya aku menggarisbawahi karisma warga keturunan Kenya ini akan menjadi pemimpin negara adidaya tersebut. Nah sekarang semua berita didunia terutama kaum muda yang haus akan perubahan perbaikan maniak mencermati berita tentang Barack Obama yang pernah tinggal dan sekolah di SD Besuki Menteng ini.
Obiden calon Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat dari kubu Partai Demokrat akan bersaing dengan Mc. Cain- Palin ( Walikota perempuan I dari Alaska) dari kubu partai Republik yang berkuasa. Jadi Amerika sejatinya sudah terbalik-balik? Yang rasis lah yang issue gender telah tumbang? Jadi tidak hanya di Indonesia saja ya ada issue SARA. Jangan-jangan kita memang menduplikasinya? Kenapa mereka selalu menuduh Indonesia dengan ini itu ternyata di negara Paman Sam justru biangnya. Warna kulit, Presiden perempuan. Masih segar dalam ingatan kita tahun 1999 Capres asal ”Bukan Perempuan” atau ”Asal bukan mata sipit”. Kita lihat nanti akankah Obama dapat mengalahkan Mc. Cain. Dan apa untungnya bagi Negara Indonesia? Kita bisa menyimak The Audacity of Hope karya Obama.

Saturday, August 30, 2008

Kampanye DPD DKI


Pengalaman pertama kali menginjak Senayan:
Ikut Kampanye Calon DPD DKI. Siapa lagi kalau bukan Ibu BRA. Mooryati Soedibyo boss PT. Mustika Ratu, Tbk.
Malam itu September 2004, diadakan voting pemilihan pimpinan DPD di Nusantara V. Persaingan ketat antara Aksa Mahmud dan BRA. Mooryati Soedibyo. Yang berakhir pada bursa pencalonan Pimpinan MPR dari DPD. Maka sebagai pegawai Ibu Mooryati aku juga harus mendukung dan menggalang suara di lingkungan Legislatif itu. Nah dengan beberapa manajer Perusahaan kami bertemu dengan mas Alvin Lie dan diberi tip-tip tentang pentingnya lobi. Tetapi lobi ini tidak pakai uang, tahu sendiri bu Moor kan alergi bila harus dengan politik dagang sapi. Hasilnya ? Jadi juga ibuku yang masih cantik di usia 76 tahun menjadi Wakil Ketua MPR periode 2004-2009. Geli mengingatnya…..

Dradjad Wibowo


Nama lengkapnya Dr. Ir. Dradjad Hari Wibowo, MEC. Seorang Insinyur dari IPB yang nyasar menjadi pakar ilmu ekonomi ini, terkenal jujur dan tajam bila mengkritik kebijakan pemerintah yang tidak populer. Penginisiasi angket kenaikan harga BBM ini, sangat gemas bila Pemerintah berencana menaikkan harga BBM. Bahkan dalam 4 tahun pemerintahan SBY-JK sudah 3 kali mengalami kenaikan BBM. Anggota komisi XI DPR-RI dari Fraksi PAN ini terkenal bersih dan memiliki komitmen tinggi terhadap nasib rakyat kecil. Sayang dia tidak mau dicalonkan kembali menjadi caleg tahun 2009. Kenapa mas? Kami kan masih butuh anda. 

Budiman di Paraguay


Budiman Soedjatmiko di terima Presiden Paraguay di rumah pribadinya.
Berita yang diterima Sestri via SMS, pada tanggal 15 Agustus 2008.
Sebagai politisi muda dari partai besar PDI Perjuangan ini, berpenampilan kalem dan tajam anlisisnya di bidang ekonomi kerakyatan.
Hal yang membanggakan mantan pembangkang di era Pak Harto, menjadi salah satu tamu kehormatan di acara pelantikan Presiden Paraguay terpilih, Fernando Lugo seorang mantan Uskup yang beraliran sama dengan dirinya. Selamat Kirchner muda Indonesia

Friday, August 29, 2008

Pemilihan Putri Indonesia 2008.





Sebagai penanggung jawab dana terhadap jalannya Grand Final Pemilihan Putri Indonesia
Tahun 2008, diselenggarakan di JCC pada tanggal 15 Agustus 2008. 
Dihadiri oleh Ms. Univerese 2008 Dayana Mendoza, dari Venezuela.
Sestri selalu kontrol terhadap Penerimaan dan pengeluaran yang menelan biaya milyaran rupiah.Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Yayasan Putri Indonesia (YPI) dan PT. Mustika Ratu. Dan para sponsor lainnya antara lain : Nikko Hotel, Garuda Indonesia, Yamaha, Mayora, Anne Avanthi, Bathik Alur dan lain-lain.


Buku Baru Karya Sestri Rahardjo


TASIKA

Titian Menuju Muara Hati

(Kisah gadis desa penuh dendam kepada “sang waktu” dianggap tidak adil. Pergolakan bathin terjadi, hingga akhirnya ia menemukan titian untuk pulang ke muara hati).

 

Novel Terbaru Karya F. Sestri Rahardjo (Genuk) SMA1 angkatan 77

Beredar di Toko Buku Gramedia.

Lebih jauh dengan Budiman Soedjatmiko


di interview mbak Genuk tentang konsep ekonomi yang cocok untuk Bangsa Indonesia. Menurut pengamatan Genuk, Budiman anak muda beraliran Sosialisme berimbang.Artinya sistem perekonomian yang cocok diterapkan di negara berkembang adalah Sosialisme yang membentuk Equilibrium antara sebagaian berorientasi kapital dan kemakmurannya di tujukan untuk kesejahteraan rakyat. atau NEO-SOSIALISME.....

KISAH KIPRAH BU BIDAN DESA KANTI REDJEKI

KISAH KIPRAH BU BIDAN DESA KANTI REDJEKI

Jakarta--bkkbn online : Bidan Kanti Redjeki bukanlah tokoh nasional. Bidan yang lebih dikenal sebagai Bu Widji Pengging itu pun tidak pernah mengenyam pendidikan di luar negeri. Namun pengabdiannya dibidang kesehatan patut diapresiasi.

Kisah Kanti Redjeki dituangkan dalam biografi Kanti Redjeki, Pengabdian Tenaga Medis Tahun 1923-1976 dibedah Senin (10/9) di Jakarta. Buku itu ditulis anak bungsu Kanti, F Sestri Rahardjo, yang kini menjadi salah satu manajer puncak sebuah perusahaan swasta nasional.

Pemerhati masalah kesehatan masyarakat dr Kartono Mohamad mengatakan, kisah Kanti mewakili perjuangan para tenaga kesehatan di garis terdepan dalam upaya meningkatkan kesehatan penduduk pedesaan Indonesia.

Kanti Redjeki lahir di Desa Modjo Wetan, Sragen, Jawa Tengah, pada 15 September 1923, sebagai anak kedua pasangan Wongso Widjojo dan Siti Maryam. Selulus HIS (Hollandsch Inlandsche School) ia meneruskan ke Sekolah Perawat di Surakarta. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Kemantrian dan Sekolah Kebidanan.

Kanti yang menikah dengan Soewidji, meninggalkan jabatan sebagai kepala bidan Rumah Sakit Soerakarta Jebres Tahun 1950 untuk mengikuti suami yang diangkat sebagai mantri Balai Pengobatan Pengging, Kabupaten Boyolali. ia bekerja sebagai bidan di sana.

Di desa itu keluarga Soewidji-Kanti menjadi tokoh masyarakat. Tidak hanya membangun kesehatan penduduk desa yang saat itu masih tertinggal, tapi juga mengembangkan kehidupan olahraga serta seni budaya di desa.

Meski suami meninggal tahun 1962 akibat kecelakaan, Kanti tetap tinggal di Pengging. Ia mengembangkan pelayanan kesehatan. Ia tidak hanya membantu persalinan dan menurunkan angka kematian ibu di desa itu, tetapi juga melakukan penyuluhan penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, cacar, sampai melayani konsultasi rumah tangga bagi penduduk desa.

Ia rajin berkeliling desa, menengok rumah penduduk dan memastikan mereka sehat. Asyik bekerja keras penuh dedikasi. Kanti mengabaikan kesehatannya. Saat sakit pun ia memaksa diri menolong persalinan dan mengobati pasien. Ia wafat pada usia 53 tahun akibat diabates.

Pembedahan buku lain, Nina Akbar Tanjung, teman semasa remaja Sestri, lebih menyoroti sisi pribadi buku biografi itu.(em). 

BKKBN - Kamis, 13 September 2007

Biografi sang Ibu

Biografi sang Ibu 
Kecintaan dan kekaguman pada sang ibu, Kanti Redjeki, membuat F Sestri Rahardjo membuat sebuah buku biografi berisi kisah hidup dan perjuangan sang ibu selama menjadi bidan di sebuah desa terpencil, Pengging, Boyo- lali, Jawa Tengah. 
Buku berjudul Kanti Redjeki Pengabdian Tenaga Medis Tahun 1923 - 1976, ini dipersembahkan Sestri bagi masyarakat, yang dia harapkan dapat mengambil nilai positif yang dilakukan sang ibu. 
"Saya berharap nilai positif yang diterapkan ibu, di antaranya kedisiplinan dan kesederhanaannya dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Ibu juga selalu menanamkan pada anak-anaknya agar selalu mengukur kemampuan diri sendiri, dan jangan sombong," ungkapnya ketika ditemui di sela-sela acara peluncuran buku di Gedung Mustika Ratu, Jakarta, Senin (10/9) malam. 
Sestri mengenal sosok sang ibu sebagai bidan di Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA) di desa terpencil, Pengging, Boyolali yang penuh semangat dan tak kenal lelah. Bahkan saking sibuknya menjaga kesehatan ibu, anak dan masyarakat pada umumnya, sang ibu sampai tak tahu kalau dirinya menderita diabetes. 
"Akhirnya penyakit inilah yang kemudian merengut nyawanya," imbuh istri dari Chester Wiradja, serta ibu dari Sadia Intani dan Asika Meryl ini. 
Dalam tulisan biografi sang ibu, Sestri yang akrab dipanggil dengan sebutan Genuk secara jujur juga menceritakan mengenai kenakalannya dulu. Sebagai putri keenam dari delapan bersaudara, konon Sestri kecil memiliki kenakalan yang luar biasa. Akibat arena kenakalannya, Genuk pun sering mendapat pukulan dari sang ibu. 
"Meski ibu suka memukul anak yang nakal, pada dasarnya dia sangat menyayangi anak-anaknya. Semua itu dia lakukan untuk mengajarkan kedisiplinan pada semua anaknya, dan kami semua juga menyayangi beliau," ujarnya. 
Bagi Sestri yang saat ini aktif sebagai Senior Purchasing Manager PT Mustika Ratu dan General Manager Finance di perusahaan yang sama, buku biografi sang ibu merupakan buku yang pertama ditulisnya. 
"Setelah buku ini saya sekarang sedang mempersiapkan buku kedua mengenai perjalanan aliansi, untuk sebuah peraturan yang berkeadilan," kata perempuan yang gemar membaca buku dan artikel politik tersebut. 
Sestri juga aktif sebagai bendahara umum Iluni Pasca Sarjana Universitas Borobudur sejak tahun 2006 sampai sekarang. Ia juga merupakan pengurus Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi UNS sejak tahun 2001 sampai sekarang. Sestri dikenal sebagai Bendahara Yayasan Putri Indonesia sejak tahun 2004 hingga sekarang. [Y-6] 
________________________________________

SUARA PEMBARUAN DAILY - 12 September 2007